– Untuk mengendarai skuter matic, memang terkesan lebih mudah dibandingkan dengan sepeda bertransmisi manual seperti sepeda bergenre ataupun sepeda bertransmisi semi bertransmisi semi otomatis seperti bebek.

Tetapi mekanisme transmisi otomatis yang ada pada skuter matic tidak sesederhana mengendarainya.

transmisi otomatis pada skuter matic adalah transmisi CVT yang merupakan kepanjangan dari Continously Variable Transmision. Seperti apa transmisi CVT pada skuter matic? Berikut adalah penjelasannya!

Mekanisme pada Transmisi CVT

transmisi CVT, tidak hanya digunakan pada skuter matic saja, transmisi ini juga dipakai oleh , ATV, UTV, dan Snowmobile.

Transmisi CVT mempunyai 2 pulley yang terhubung oleh sabuk (belt).

Pulley pertama adalah pulley yang digerakan langsung oleh mesin. Pulley ini dinamakan drive pulley atau pulley primer. Pulley kedua adalah pulley yang yang tidak digerakan langsung oleh mesin, melainkan bisa bergerak karena menerima puraean dari pulley primer yang kemudian disalurkan oleh belt. Pulley ini dinamakan driven pulley atau pulley sekunder.

Pada transmisi CVT yang ada di skuter matic, belt dapat bergerak naik turun. Selain itu, pulley pada CVT adalah 2 kerucut, di mana ada 1 kerucut yang bisa bergeser kanan kiri (sliding sheave) dan yang lainnya adalah yang tidak bergerak (fixed sheave).

Pergerakan pada sliding sheave ini membuat belt pada CVT bergerak naik turun. Karena pergerakan naik turun ini, maka diameter permukaan belt yang mengikat pulley , baik pulley primer maupun sekunder dapat berubah ubah.

Karena diameter ini maka akan menciptakan rasio sama seperti transmisi manual pada ataupun transmisi semi otomatis pada bebek yang juga mempunyai rasio.

Tetapi berbeda dengan transmisi manual ataupun transmisi semi otomatis, pada transmisi CVT, perubahan rasio terjadi secara otomatis sesuai putaran mesin (yang dihitung dengan satuan RPM). Sedangkan pada transmisi manual ataupun semi otomatis, perubahan rasio tergantung pada keinginan pengendara.

Selain itu, jumlah rasio pada transmisi manual ataupun semi otomatis tergantung pada jumlah gigi pada transmisi tersebut. Apabila transmisi manual tersebut memiliki 6 gigi, maka hanya ada 6 rasio.

Sedangkan pada CVT maka perubahan rasio berjumlah tidak terhingga, karena pada transmisi CVT, tidak ada gigi, melainkan 2 pulley yang dihubungkan oleh belt.

Berikut adalah perpindahan rasio pada transmisi CVT yang berdasarkan putaran mesin:

  • Pada saat RPM rendah:

Pada saat RPM rendah, diameter permukaan belt pada pulley primer berukuran lebih kecil dibandingkan dengan diameter permukaan belt pada pulley sekunder.

Kondisi ini, mirip dengan keadaan ketika kendaraan bertransmisi manual berada pada gigi rendah. Bisa dibayangkan seperti saat kendaraan bertransmisi manual ada di posisi gigi 1 atau gigi 2 apabila kendaraan tersebut memiliki transmisi manual 4 percepatan.

  • Pada saat RPM menengah:

Pada saat RPM menengah, diameter permukaan belt pada pulley primer mempunyai ukuran yang sama dengan diameter permukaan belt pada pulley sekunder. Hal ini sama seperti kendaraan bertransmisi manual berada pada gigi 3 apabila kendaraan tersebut memakai transmisi manual 4 percepatan.

  • Pada saat RPM tinggi:

Pada saat RPM tinggi, diameter permukaan belt pada pulley primer mempunyai ukuran yang lebih besar daripada diameter permukaan belt pada pulley sekunder. Hal ini sama seperti kendaraan bertransmisi manual berada di gigi 4 apabila kendaraan tersebut memakai transmisi manual 4 percepatan.

Penjelasan Beberapa Komponen CVT pada Skuter Matic

Berikut adalah penjelasan dari beberapa komponen pada CVT di skuter matic agar dapat memberikan penjelasan yang lebih detail tentang mekanisme CVT pada skuter matic.

  • Roller

Roller adalah salah satu komponen penting pada transmisi CVT di skuter matic. Berkat komponen roller ini lah yang membuat sliding sheave pada pulley primer dapat bergerak kanan kiri yang mengakibatkan belt bisa bergerak naik turun sehingga membuat perubahan rasio pada transmisi CVT.

Roller berada pada roller yang juga disebut sebagai sliding sheave pada pulley primer. Pada roller ini, terdapat jalur roller yang mengakibatkan roller bergerak naik turun.

Pergerakan roller ini diakibatkan oleh gaya sentrifugal. Karena roller mempunyai berat, maka pada saat RPM mesin meningkat, maka roller akan terlempar naik.Pergerakan ini menyebabkan sliding sheave pada pulley primer bergerak ke kiri dan mengakibatkan belt bergerak naik sehingga diameter permukaan belt pada pulley primer membesar.

Begitupun sebaliknya, ketika RPM mesin menurun, maka roller akan bergerak turun, sehingga sliding sheave akan bergerak ke kanan dan membuat diameter permukaan belt pada pulley primer mengecil.

  • Primary sliding sheave ( roller)

Sliding sheave yang bergerak kanan kiri pada pulley primer. Pergerakan ini menyebabkan perubahan diameter permukaan belt pada pulley primer seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.

  • Primary fixed sheave

Komponen pada pulley primer, yang tidak bergerak. Komponen ini berbentuk kerucut dan terletak bersebelahan dengan roller.

  • Per CVT

Per CVT terletak pada pulley sekunder. Fungsi per ini ialah untuk membalikan posisi secondary sliding sheave ketika putaran RPM menurun sehingga diameter permukaan belt pada pulley sekunder membesar.

  • Secondary sliding sheave

Sliding sheave pada pulley sekunder yang bisa bergerak ke kanan atau ke kiri.

  • Secondary fixed sheave

Fixed sheave pada pulley sekunder. Letaknya, bersebelahan dengan secondary sliding sheave.

  • Torque cam

Torque cam berfungsi ketika skuter matic bertemu dengan tanjakan curam, maka torque cam lah yang membuat torsi skuter matic sesuai dengan medan tersebut. Dapat dibayangkan, apabila di kendaraan bertransmisi manual kalau bertemu dengan medan tanjakan, maka pengendara harus mengoper gigi di gigi rendah agar mendapatkan torsi yang sesuai.

Hal ini lah yang dilakukan oleh torque cam, tetapi bedanya torque cam dapat melakukannya secara otomatis.

Letak torque cam ini berada di secondary sliding sheave.

  • Kopling sentrifugal (kampas ganda)

Kopling sentrifugal atau kampas ganda berfungsi seperti kopling pada kendaraan bertransmisi manual, yaitu memutuskan atau menyambungkan daya dari mesin ke roda. Selain pada transmisi CVT, komponen ini juga ada di transmisi semi otomatis yang dapat ditemui di bebek.

Berikut adalah komponen komponen pada kampas ganda:

A. Sepatu kopling

B. Per sentrifugal

C. kampas ganda.

kampas ganda adalah ketika idle, maka sepatu kopling tidak menempel pada kampas ganda sehingga roda bisa diam saat idle. Ini dikarenakan kampas ganda terhubung dengan gearbox dan langsung terhubung dengan roda.

Tetapi ketika RPM mesin mulai naik, maka sepatu kopling akan menempel pada kampas ganda sehingga roda bisa bergerak.

Untuk membalikan posisi dari posisi akselerasi ke idle, maka itu adalah tugas dari per sentrifugal.