JakartaInsideCom – Pada tahun 1945, Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya dari penjajahan Belanda. Namun, perjuangan untuk mendapatkan pengakuan internasional tidaklah mudah.
Salah satu negara pertama yang memberikan pengakuan kemerdekaan kepada Indonesia adalah Mesir.
Proses ini melibatkan berbagai tahapan diplomatik dan politik yang signifikan.
Latar Belakang Sejarah
Mesir, yang telah merdeka sejak tahun 1922, memiliki peran penting dalam gerakan kemerdekaan di berbagai negara. Pada saat itu, banyak negara di dunia yang masih berjuang untuk meraih kemerdekaan mereka, termasuk Indonesia. Mesir dipandang sebagai negara yang memperjuangkan kemerdekaan dan kedaulatan bangsa-bangsa di bawah penjajahan.
Kunjungan Diplomatik
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, Presiden Soekarno dan Perdana Menteri Sutan Sjahrir melakukan perjalanan ke Mesir untuk memperoleh dukungan dan pengakuan dari negara tersebut. Kunjungan ini bertujuan untuk menjalin hubungan diplomatik dan meminta dukungan Mesir dalam perjuangan merebut kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda.
Pertemuan dengan Raja Farouk I
Pada saat itu, Mesir dipimpin oleh Raja Farouk I, seorang pemimpin yang sangat peduli terhadap nasib bangsa-bangsa yang masih berjuang untuk merdeka. Selama kunjungan mereka ke Mesir, Soekarno dan Sjahrir bertemu dengan Raja Farouk I dan menyampaikan aspirasi bangsa Indonesia untuk merdeka. Mereka menjelaskan secara rinci tentang perjuangan yang dilakukan oleh rakyat Indonesia dalam melawan penjajahan Belanda dan pentingnya pengakuan kemerdekaan dari negara–negara lain.
Dukungan dan Pengakuan
Pertemuan tersebut berjalan dengan baik, dan Raja Farouk I menyatakan dukungan dan pengakuan Mesir terhadap kemerdekaan Indonesia. Pengakuan ini menjadi langkah awal dalam upaya Indonesia untuk mendapatkan pengakuan dari negara–negara lain di dunia. Tidak hanya memberikan pengakuan, Mesir juga memberikan dukungan moral dan materi kepada Indonesia dalam perjuangan kemerdekaannya. Mesir menyediakan fasilitas dan dana untuk mendukung gerakan nasionalis Indonesia, serta membantu dalam upaya diplomasi internasional untuk mendapatkan pengakuan dari negara–negara lain.
Penandatanganan Perjanjian Persahabatan
Pada 22 Maret 1947, Mesir secara resmi mengakui kemerdekaan Indonesia. Setelah itu, pada 10 Juni 1947, terjadi penandatanganan perjanjian persahabatan antara Indonesia dengan Mesir. Pihak Indonesia diwakili oleh Haji Agus Salim, AR Baswedan, Nazir Pamoentjak, dan Rasjidi, sedangkan pihak Mesir diwakili oleh Mahmud Fahmi Nokrashi. Perjanjian ini memperkuat hubungan diplomatik antara kedua negara dan membuka jalan bagi pengakuan dari negara–negara lain.
Dampak Pengakuan Mesir
Pengakuan kemerdekaan oleh Mesir memberikan dampak yang signifikan dalam perjuangan diplomasi Indonesia. Setelah Mesir memberikan pengakuan, negara–negara Timur Tengah lainnya seperti Suriah, Qatar, Irak, dan Arab Saudi turut memberikan dukungan. Dukungan ini diberikan karena alasan ikatan keagamaan, persaudaraan, dan kekeluargaan. Pengakuan dari Mesir juga memperkuat posisi Indonesia di mata dunia internasional dan membantu dalam upaya mendapatkan pengakuan dari negara–negara lain.
Kesimpulan
Proses pemberian pengakuan kemerdekaan oleh Mesir kepada Indonesia merupakan salah satu tonggak penting dalam sejarah diplomasi Indonesia.
Dukungan dan pengakuan dari Mesir tidak hanya memberikan legitimasi internasional bagi kemerdekaan Indonesia, tetapi juga memperkuat hubungan diplomatik antara kedua negara.
Pengakuan ini menjadi langkah awal dalam upaya Indonesia untuk mendapatkan pengakuan dari negara–negara lain di dunia dan memperjuangkan kedaulatan bangsa.