Pada tahun 1945, memproklamirkan kemerdekaannya dari penjajahan Belanda. Namun, perjuangan untuk mendapatkan pengakuan internasional tidaklah mudah.

Salah satu negara pertama yang memberikan pengakuan kepada adalah Mesir.

Proses ini melibatkan berbagai tahapan diplomatik dan yang signifikan.

Latar Belakang

Mesir, yang telah sejak tahun 1922, memiliki peran penting dalam gerakan di berbagai negara. Pada saat itu, banyak negara di yang masih berjuang untuk meraih mereka, termasuk . Mesir dipandang sebagai negara yang memperjuangkan dan kedaulatan bangsa-bangsa di bawah penjajahan.

Kunjungan Diplomatik

Setelah pada 17 Agustus 1945, dan Perdana Menteri Sutan Sjahrir melakukan perjalanan ke Mesir untuk memperoleh dukungan dan pengakuan dari negara tersebut. Kunjungan ini bertujuan untuk menjalin hubungan diplomatik dan meminta dukungan Mesir dalam perjuangan merebut dari penjajahan Belanda.

Pertemuan dengan Raja Farouk I

Pada saat itu, Mesir dipimpin oleh Raja Farouk I, seorang pemimpin yang sangat peduli terhadap nasib bangsa-bangsa yang masih berjuang untuk . Selama kunjungan mereka ke Mesir, dan Sjahrir bertemu dengan Raja Farouk I dan menyampaikan aspirasi bangsa untuk . Mereka menjelaskan secara rinci tentang perjuangan yang dilakukan oleh rakyat dalam melawan penjajahan Belanda dan pentingnya pengakuan dari negara-negara lain.

Dukungan dan Pengakuan

Pertemuan tersebut berjalan dengan baik, dan Raja Farouk I menyatakan dukungan dan pengakuan Mesir terhadap . Pengakuan ini menjadi langkah awal dalam upaya untuk mendapatkan pengakuan dari negara-negara lain di dunia. Tidak hanya memberikan pengakuan, Mesir juga memberikan dukungan moral dan kepada dalam perjuangan kemerdekaannya. Mesir menyediakan fasilitas dan untuk mendukung gerakan nasionalis , serta membantu dalam upaya diplomasi internasional untuk mendapatkan pengakuan dari negara-negara lain.

Penandatanganan Perjanjian Persahabatan

Pada 22 Maret 1947, Mesir secara resmi mengakui . Setelah itu, pada 10 Juni 1947, terjadi penandatanganan perjanjian persahabatan antara dengan Mesir. Pihak diwakili oleh Agus Salim, AR Baswedan, Nazir Pamoentjak, dan Rasjidi, sedangkan pihak Mesir diwakili oleh Mahmud Fahmi Nokrashi. Perjanjian ini memperkuat hubungan diplomatik antara kedua negara dan membuka bagi pengakuan dari negara-negara lain.

Dampak Pengakuan Mesir

Pengakuan oleh Mesir memberikan dampak yang signifikan dalam perjuangan diplomasi . Setelah Mesir memberikan pengakuan, negara-negara Timur Tengah lainnya seperti , Qatar, Irak, dan turut memberikan dukungan. Dukungan ini diberikan karena alasan ikatan keagamaan, persaudaraan, dan kekeluargaan. Pengakuan dari Mesir juga memperkuat posisi di mata dunia internasional dan membantu dalam upaya mendapatkan pengakuan dari negara-negara lain.

Kesimpulan

Proses pemberian pengakuan oleh Mesir kepada merupakan salah satu tonggak penting dalam diplomasi .

Dukungan dan pengakuan dari Mesir tidak hanya memberikan legitimasi internasional bagi , tetapi juga memperkuat hubungan diplomatik antara kedua negara.

Pengakuan ini menjadi langkah awal dalam upaya untuk mendapatkan pengakuan dari negara-negara lain di dunia dan memperjuangkan kedaulatan bangsa.