jakartainside.com – Jakarta – Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Perjuangan () angkat bicara elektabilitas pasangan Pranowo juga yang digunakan turun di survei yang dimaksud dilaksanakan oleh lembaga Political Opinion () serta Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA. Hasto menyampaikan survei itu digunakan sebagai bandwagon effect atau alat untuk menimbulkan warga bergabung memilih pasangan calon tertentu.

“Itu survei dipakai sebagai bandwagon effect, survei sebagai alat pemenangan. Kalau mau survei diintervensi dulu. Kalau semata mampu diintervensi , masak survei tidak?” kata Hasto di keterangan ditulis yang diterima Tempo, Rabu malam, 22 November .

Hasto menyatakan mengintervensi hasil survei sangat mudah dilakukan. “Caranya mudah. Di lokasi dimana sample akan diambil, lalu dibagi sembako dan juga , kan, itu sudah ada ada bergambar Pak Prabowo juga Mas Gibran,” kata Hasto.

Optimis -Mahfud akan masih dipilih rakyat

Meskipun timnya telah terjadi menemukan adanya dugaan kecurangan, masih optimis -Mahfud akan menjadi pilihan rakyat. Pasalnya, menurut dia, rakyat telah dilakukan meninjau kualitas baik dari Pranowo maupun .

“Pak , tercepat yang digunakan mengentaskan kemiskinan. Pak bisa saja tidur di tempat rakyat untuk mengakomodasi aspirasi dan juga apa yang dikehendaki oleh rakyat itu. Pak itu menyelesaikan kesulitan dengan cepat. Pak ini bisa jadi gaspol. Mana yang mana lain gak punya energi. Jadi, perpaduan Pak serta Mahfud adalah perpaduan energi untuk keunggulan Indonesia,” kata Hasto.

Sebeumnya, juga LSI Denny JA menilai elektabilitas Pranowo merosot pada survei terbaru mereka.  Direktur Eksekutif , Dedy Kurnia Syah, menyatakan berdasarkan hasil survei lembaganya pada periode 10-17 November, elektabilitas cuma sebesar 28,7 persen.

“Dari sisi internal cuma misalnya di area , kemudian Provisi Bali. Pranowo tidaklah berhasil untuk mendapatkan pendapat secara mutlak,” kata Dedi pada peluncuran survei tersebut, Senin, 20 November

Hasil mirip disebutkan Peneliti  LSI Denny JA, Adjie Al Farabi. Berdasarkan survei lembaganya pada 6-13 November , Adjie menyatakan pasangan memperoleh elektabilitas sebesar 40,3 persen. Tempat kedua ditempati pasangan -Mahfud dengan elektabilitas sebesar 28,6 persen lalu -Muhaimin pada nomor 20,3 persen. 

“Terdapat 10,8 persen responden yang dimaksud belum menentukan pilihan atau tak menjawab,” kata Adjie pada siaran resmi LSI Denny JA pada Senin, 20 November

menilai merosotnya elektabilitas Pranowo yang dimaksud lantaran langkahnya mencela di beberapa belakangan. Mereka menilai hal itu memproduksi rakyat pro- mengalihkan dukungannya terhadap pasangan Prabowo-Gibran.

Sumber Tempo

by Jakarta Inside