“Untuk kesulitan koordinasi (penyelidikan), pertama dengan Dikti (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, dan juga Pendidikan Tinggi), yang digunakan kedua (menyelidiki) dengan Polri, yang mana ketiga dengan Kementerian Luar Negeri untuk mengidentifikasi bagaimana proses peng
Jakarta – Menteri Koordinator Area Politik, Hukum, lalu Security (Menko Polhukam) Marsekal TNI (Purn.) Hadi Tjahjanto mengungkap jumlah agregat terbaru siswa Indonesia yang tersebut terindikasi berubah jadi korban langkah pidana perdagangan penduduk (TPPO) ke Jerman yaitu sebanyak-banyaknya 1.900 orang.
Hadi, ketika ditemui pada sela-sela kegiatannya mengecek pengamanan pada Gereja Katedral Jakarta, Kamis, menyebutkan Kemenko Polhukam masih mengidentifikasi kemungkinan merek menjadi orang yang terluka TPPO berkedok inisiatif magang kerja di dalam Jerman.
Tahapannya pada waktu ini, Hadi berencana berkoordinasi dengan instansi–instansi terkait untuk mengurai persoalan dugaan TPPO itu.
“Untuk permasalahan koordinasi (penyelidikan), pertama dengan Dikti (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, lalu Pendidikan Tinggi), yang digunakan kedua (menyelidiki) dengan Polri, yang dimaksud ketiga dengan Kementerian Luar Negeri untuk mengidentifikasi bagaimana proses pengiriman (mahasiswa) yang dimaksud sehingga dari langkah-langkah itu nanti kami pisah apa yang tersebut terbaik untuk menyelamatkan para peserta didik itu. Kurang lebih lanjut ada 1.900 peserta didik kami identifikasi,” kata Hadi Tjahjanto.
Hadi pada waktu ditemui wartawan di Yogyakarta, Rabu (27/3), mengumumkan Kemenko Polhukam akan segera membentuk kelompok khusus untuk menyelidiki dugaan TPPO yang mana korbannya para siswa Indonesia. Kemudian pada waktu ditemui pada Katedral hari ini, Hadi menegaskan ia akan menjadi pemimpin dengan segera grup khusus tersebut.
Tim itu, ia melanjutkan, akan segera diisi di antaranya perwakilan dari kementerian yang mengurusi sekolah tinggi, Bareskrim Polri, kemudian Kemlu. Hadi menyampaikan koordinasi, satu di antaranya secara informal, sejauh ini telah terjadi beliau tempuh bersatu instansi-instansi tersebut.
Kasus dugaan TPPO yang tersebut korbannya terindikasi mahasiswa–mahasiswa Indonesia pada Jerman muncul ke masyarakat sejak pertengahan Maret 2024. Bareskrim Polri mulai menyelidiki persoalan hukum itu pasca menerima laporan dari KBRI di Jerman.
“Para peserta didik dipekerjakan secara non-prosedural sehingga mengakibatkan siswa tereksploitasi,” kata Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Pol. Djuhandhani Rahardjo Puro dalam Jakarta, Rabu (20/3).
Polri sejauh ini menetapkan lima dituduh melawan dugaan TPPO itu, yang mana terdiri menghadapi tiga perempuan setiap ER alias EW (usia 39 tahun), A alias AE (37 tahun), dan juga AJ (52 tahun), kemudian dua terdakwa laki-laki setiap berinisial Amerika Serikat (65 tahun) kemudian MZ (60 tahun). Dua dari lima dituduh itu sejauh ini masih ada pada Jerman.
Artikel ini disadur dari Hadi ungkap 1.900 mahasiswa terindikasi korban TPPO di Jerman