() meresmikan - (KCJB) pada hari ini, Senin (2/10) pada Stasiun Halim, Timur.

Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com pada tempat Stasiun Halim sejak pukul 07.00 WIB sudah terdapat empat KCJB berwarna silver merah yang digunakan sudah pernah bersiaga. Keempat KCJB itu terparkir dalam peron 1, 2, 5 lalu 6. Namun, peresmian baru dilaksanakan pukul 09.00 WIB.

“Dengan mengucapkan bismilahirrahmanirrahim dioperasikan,” kata . Setelah itu pun menandatangani prasasti sebagai simbol diresmikannya KCJB.

mengatakan adalah salah satu bentuk kemajuan modernisme pada . Dia bahkan mengklaim kereta tercepat se- Tenggara.

“Kereta ini merupakan kereta pertama tercepat dalam juga Tenggara dengan kecepatan 360 km per jam,” ujarnya.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Nama diambil dari pengumuman kereta yang dimaksud dimaksud berjalan secara cepat. Selain itu juga merupakan singkatan dari Waktu Hemat Operasi Optimal Sistem Hebat.

Dalam peresmian ini, hadir Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman serta (Menkomarves ), Menteri Perhubungan, Menteri ATR/BPN Hadi Tjahjanto, Menteri lalu Informatika .

Kemudian, Ketua Wantimpres Wiranto, Anggota Wantimpres Agung Laksono, Anggota Wantimpres Putri Kus Wisnu Wardani, Anggota Wantimpres Sidarto Danusubroto lalu Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad, Jazilul Fawaid, Arsul Sani.

Setelah meresmikan KCJB, juga jajaran kementerian pun memasuki salah satu . langsung mencoba itu sampai ke Padalarang, .

Pembangunan - yang tersebut mana berlangsung sejak 2016 ini, awalnya ditargetkan bisa saja hanya selesai serta dioperasikan pada 2019. Namun, rencana ini mundur kemudian diperkirakan baru rampung pada tahun ini.

Mundurnya operasi ini disebabkan pemerintah pada 2020 menghentikan seluruh pembangunan proyek serta fokus pada penanganan covid-19.

Pembangunan - baru kembali dilaksanakan pada pertengahan 2021 setelah kasus pandemi mulai mereda di area tempat tanah air.

Kontroversi juga muncul terkait pembengkakan biaya proyek yang dimaksud cukup besar. Sebelumnya, berdasarkan perhitungan serta review BPKP pada 9 Maret 2022, pembengkakan biaya pengerjaan proyek semata-mata sebesar US$1,17 miliar atau Rp17,64 triliun.

Namun, dalam kajian BPKP terbaru yang digunakan dikeluarkan 15 September 2022, pembengkakan biaya itu naik US$273,03 jt menjadi US$1,449 miliar atau Rp21,74 triliun (asumsi Rp15 ribu per ).

Sumber CNN

by Jakarta Inside