JakartaInsideCom– PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) meresmikan kerja sama strategis dengan Summarecon terkait hak penamaan Stasiun Tegalluar menjadi Stasiun Tegalluar Summarecon. Peresmian ini dilakukan pada Jumat, 28 Agustus 2024, dan merupakan bagian dari inovasi KCIC dalam memaksimalkan aset-aset non angkutan atau non fare box.
Direktur Utama KCIC, Dwiyana Slamet Riyadi, menyatakan bahwa kolaborasi ini adalah langkah bersejarah karena untuk pertama kalinya KCIC bekerja sama dengan pihak swasta untuk hak penamaan stasiun Whoosh. “Kolaborasi ini paket lengkap, tidak hanya meliputi hak penamaan stasiun, tetapi juga penyediaan akses, layanan shuttle, branding ruang VIP, dan berbagai aktivasi menarik di Stasiun Tegalluar Summarecon,” ujar Dwiyana.
Nama Stasiun Tegalluar Summarecon akan ditampilkan dalam berbagai publikasi, baik secara audio maupun visual, untuk memperkuat brand Whoosh dan Summarecon melalui eksposur yang lebih luas. Dwiyana juga menambahkan bahwa kerja sama ini akan memberikan dampak positif dan saling menguntungkan bagi kedua belah pihak, dengan potensi penjualan hak penamaan stasiun lainnya di masa depan.
Kerja sama ini merupakan bagian dari strategi KCIC untuk memanfaatkan aset secara optimal dan menjalin kemitraan yang saling menguntungkan. Selain hak penamaan stasiun, KCIC juga terus mengoptimalkan lini bisnis non fare box seperti periklanan, mobility hub, retail, aktivasi, parkir, bisnis telco, dan lainnya.
Stasiun Tegalluar Summarecon saat ini melayani 48 perjalanan Whoosh setiap harinya, dengan penumpang harian mencapai 1.700 orang pada hari kerja dan hingga 2.500 orang pada akhir pekan. Stasiun ini juga dilengkapi dengan layanan transportasi intermoda, termasuk bus gratis menuju Summarecon Mall Bandung, Al Jabbar, dan Alun-Alun Bandung, serta taksi dan transportasi online.
Dengan berbagai destinasi menarik di sekitar Stasiun Tegalluar Summarecon, seperti kawasan olahraga Gedebage, Masjid Al Jabbar, dan kawasan pendidikan tinggi di Jatinangor, KCIC berkomitmen untuk menjadikan stasiun sebagai bagian dari ekosistem dan kawasan lifestyle yang bersinergi dengan lingkungan sekitar.
“KCIC ingin menjadikan stasiun sebagai ekosistem yang berkontribusi pada mobilitas masyarakat dan juga memperkuat peradaban baru,” tutup Dwiyana