seringkali dipersepsikan sebagai yang alot atau keras. Fenomena ini bukan tanpa alasan dan dapat dijelaskan melalui beberapa faktor.

Pertama, jenis yang umumnya adalah atau , memiliki struktur yang lebih padat dibandingkan dengan yang diternakkan khusus untuk konsumsi , seperti atau babi.

ini terbentuk dari aktivitas fisik yang lebih intens selama hidup tersebut, sehingga serat-serat menjadi lebih kuat dan padat.

Kedua, proses penyembelihan yang seringkali tidak mengikuti standar pemotongan komersial.

Hal ini bisa menyebabkan tidak dipotong melintasi serat , yang ideal untuk menghasilkan tekstur yang lebih lembut.

Ketiga, usia biasanya lebih tua dibandingkan dengan yang dipelihara untuk produksi .

Usia yang lebih tua berarti telah berkembang penuh dan serat-serat kolagen yang menyokong menjadi lebih banyak dan kuat, menyebabkan menjadi lebih alot.

Untuk mengatasi kealotan , ada beberapa yang bisa dilakukan.

Misalnya, memasak dengan slow cooking atau menggunakan bahan-bahan yang dapat melunakkan seperti nanas atau pepaya yang mengandung enzim pemecah protein.

Dengan pemahaman akan faktor-faktor di atas dan penggunaan pengolahan yang tepat, dapat diolah menjadi hidangan yang lezat dan tidak kalah dengan jenis lainnya.