JakartaInsideCom – Dalam banyak tradisi, hewan kurban yang dipilih biasanya adalah jantan. Hal ini bukan tanpa alasan, ada beberapa faktor yang membuat hewan jantan lebih sering dijadikan pilihan untuk kurban.
Pertama, hewan jantan sering dianggap memiliki fisik yang lebih besar dan kuat dibandingkan dengan hewan betina, sehingga daging yang dihasilkan lebih banyak. Ini dianggap sebagai bentuk kemurahan hati dan keberkahan karena dapat dibagikan kepada lebih banyak orang.
Kedua, dalam konteks agama tertentu, hewan jantan sering dikaitkan dengan simbolisme kekuatan, kepemimpinan, dan kesuburan. Mereka dianggap mewakili aspek–aspek positif ini saat dipersembahkan sebagai kurban.
Ketiga, secara tradisional, hewan betina dihargai karena kemampuan mereka untuk melahirkan dan memelihara keturunan. Dengan memilih hewan jantan sebagai kurban, komunitas dapat mempertahankan populasi ternak mereka.
Namun, penting untuk dicatat bahwa tidak semua tradisi memerlukan hewan kurban untuk selalu jantan. Ada variasi dalam praktik tergantung pada konteks budaya dan agama masing-masing.
Dalam praktiknya, keputusan tentang jenis kelamin hewan kurban harus selalu disesuaikan dengan ajaran dan pedoman yang berlaku dalam komunitas tersebut.