Jakarta – Komisi atau KPK membenarkan adanya persoalan Hutahaean. Ia dilaporkan berhadapan dengan dugaan tak menyampaikan Harta Kekayaan Penyelenggara () dengan benar. “Masih ditelaah regu pengaduan warga KPK,” kata Juru bicara KPK Ali Fikri, Senin, 13 Mei 2024.

Ali mengutarakan KPK terlebih dahulu menelaah juga memverifikasi bernama Andreas yang tersebut menuding Rahmady mempunyai aset hingga 60 miliar.

Aset fantastis itu disebut hasil dari serupa industri dengan kliennya bernama Wijanto Tirtasana di rentang 2017 hingga . Namun, aset yang dimaksud tak dilaporkan di dalam . Ali menjamin itu akan dianalisis lebih banyak lanjut oleh KPK. “Kami pastikan KPK menindaklanjuti setiap ,” katanya.

Menanggapi dalam KPK, Rahmady mengungkapkan langkah itu merupakan upaya pemutarbalikan fakta. Dia mengatakan Wijanto justru yang tersebut menggelapkan duit perusahaan 60 miliar. Adapun, itu merupakan hasil bidang usaha PT Mitra Cipta Agro, perusahaan yang tersebut dikelola istri Rahmady kemudian Wijanto.

“Itu pemutarbalikan fakta. Seolah yang disebutkan milik kita, padahal perusahaan yang dimaksud digelapkan,” kata Rahmady pada dihubungi pada Jumat, 10 Mei 2024. 

Rahmady sebelumnya mengklaim tak miliki nilai kekayaan hingga Rupiah 60 miliar seperti tuduhan Andreas. “Saya telah pensiun kalau punya tarif segitu,” katanya.

Rahmady mencurigai itu didasarkan berhadapan dengan tidak ada dicabutnya terhadap Wijanto yang diduga melakukan tindakan pidana pencucian () dengan menggelapkan biaya perusahaan PT Mitra Cipta Agro. Organisasi ini dikelola oleh Wijanto juga istri Rahmady sejak 2017 hingga

itu bercerita istrinya melaporkan Wijanto berdasarkan hasil internal perusahaan pada . Dalam itu, Wijanto diduga menyalahgunakan perusahaan sebesar Rupiah 60 miliar untuk membeli villa di dalam , ruko pada Serpong, di dalam Puri Kembangan, senilai miliaran rupiah, senjata api, dan juga sebagainya.

Rahmady mengatakan dirinya pernah disomasi oleh Wijanto melalui pada Maret 2024 untuk melobi istrinya agar mencabut itu. Rahmady pun sempat menemui itu secara segera untuk memohon alasan pencabutan ini.

BAGUS | ADIL AL HASAN

ini disadur dari KPK Tindak Lanjuti Laporan Terhadap LHKPN Kepala Bea Cukai Purwakarta, Diduga Ada Harta Tak Dilaporkan