– Lembaga pemantau anggaran Center for Budget Analysis () mendorong Tinggi () untuk menyelidiki pemberian fasilitas senilai Rp1 triliun dari salah satu kepada PT Angkasa Pura I (AP I) yang disebut-sebut tanpa agunan.

Direktur Eksekutif , Uchok Sky Khadafi, menyampaikan bahwa fasilitas modal tersebut diberikan pada 18 2020, dengan nilai yang dinilai sangat besar dan berpotensi berdampak signifikan terhadap kondisi pada salah satu , khususnya apabila terjadi bermasalah.

“Angka Rp1 triliun bukan jumlah kecil. Jika terjadi macet, hal ini bisa memengaruhi stabilitas disalah satu ,” ujar Uchok dalam keterangan tertulisnya kepada , Rabu (9/4/).

Ia mengungkapkan, perjanjian tersebut memiliki jangka selama 36 terhitung sejak 18 2020 hingga 17 , dengan masa penarikan dan grace period masing-masing selama dua tahun enam .

Uchok mempertanyakan yang disebutnya memberikan fasilitas dalam jumlah besar kepada korporasi besar tanpa jaminan, sementara pelaku kecil dan menengah kerap kesulitan mengakses serupa.

“Jika pelaku mengajukan tanpa jaminan, kemungkinan besar akan ditolak. Maka dari itu, kami menilai perlu adanya perhatian dan penyelidikan dari aparat penegak ,” ujarnya.

berharap dapat menindaklanjuti temuan ini untuk memastikan bahwa seluruh pemberian oleh lembaga dilakukan secara profesional dan sesuai prinsip kehati-hatian.

Hingga ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak tersebut maupun PT Angkasa Pura I terkait pernyataan dari tersebut.