Sebagai politisi, memang selalu unik. Menjabat Walikota Bandung, Emil banyak membuat populis. Senin Damri, Rabu Nyunda, Kamis , Jumat Sepeda, merupakan buah karyanya. Dengan melihat fenomena di , Emil sukses mengubah masalah jadi peluang. Kreativitasnya nyaris tak pernah mati. Kegiatan berbasis menjadi andalannya.

Sukses memimpin Bandung, Emil mendedikasikan diri sebagai Gubernur Barat. Masih tak berhenti , ditambah kepekaan menjawab zaman. Emil aktif menyapa warga melalui media . Kesehariannya memimpin bisa dipantau melalui akun media . Tak heran, namanya semakin populer, setiap tingkah lakunya selalu diburu media dan penggemarnya.

Menghapus jarak birokrasi dengan masyarakat, mengubah masyarakat menjadi teman dan menghadirkan paradigma baru. Inilah gambaran dalam menciptakan arah baru dalam berpolitik di Indonesia. Meski baru mulai berpartai secara resmi belakangan ini di . Karya Emil sudah banyak dilihat, dibaca dan dirasakan masyarakat. Seakan paham keinginan masyarakat, Emil mampu menggabungkan dua hal, masalah masyarakat secara riil dan kicauan media .

Setelah lepas dari Gubernur Barat, Emil masuk dalam tim pemenangan . Analisisnya cukup menarik dalam membaca peta elektoral . Dalams sebuah , dirinya mengakui kalangan pemilih terpecah dua. Pemilih intelektual condong ke -Muhaimin, pemilih menengah dan ke bawah mendukung . Sebuah unik yang dibaca dalam dua hal. Emil tak ingin ada keretakan hubungan politik, bagaimanapun Emil cukup berkawan baik dengan . Tapi juga tak kehilangan momentum politik, sebagai kader loyalitasnya memenangkan .

Setelah sukses menghadirkan kemenangan di 2024, nama Emil seketika senyap. Sekali muncul dalam sebuah , Emil muncul dengan caption ”Mau ke mana kang? Lagi Otw Jakarta nih”. politik seketika ramai, menduga pria kelahiran 1971 siap berkompetisi politik dalam Pemilihan Gubernur . Dukungan mulai mengalir, sebab secara popularitas, kerja nyata, finansial dan partai politik, Emil sudah siap. Tinggal benarkah politisi muda lulusan ini akan maju dalam gelaran Pilkada Jakarta?

Belum selesai pembahasan itu, Emil sempat terlibat psikologis. Otw Jakarta dibalas dengan politisi Nasdem, Ahmad Sahroni. Dengan enteng, Sahroni menganggap mudah melawan Emil jika maju Pilkada Jakarta. Dibalas singkat Emil melalui gimmick Mandra, dengan kata singkat ” Amat” Aksi berbalas gimmick ini seketika menjadi pembukaan Pilkada Jakarta siap dimulai.

Tak mau terlibat panjang, Emil justru menerapkan strategi pengalihan isu. Dengan dalih jualan skincare, Emil membuat masyarakat Jakarta masih merasa misterius. Belum ada kepastian majunya eks Gubernur Barat ini di Jakarta. Alasan bisnis skincare menjadi gimmick politik yang dipakai dalam mengukur tes ombak potensi maju Pilkada Jakarta.

Membahas peluang Emil dalam Pilkada Jakarta memang cukup besar. Partai yang menaungi cukup punya nama di Jakarta. Dukungan masyarakat juga besar, mengingat popularitas Emil cukup dikenal masyarakat. Tetapi perlu diingat, kompetisi politik membutuhkan dukungan politik. Kita masih menanti sejauhmana keseriusan Emil dan . Ini penting, sebab Emil harus serius membaca peluang politiknya dan siapa pendampingnya nanti.

Secara kalkulasi politik, bukan 3 besar parpol kuat di Jakarta. Sehingga penting melihat, akan menggandeng siapa nantinya. Pilihan yang ada, Gerindra, PDIP, dan . Ketiga parpol ini cukup besar kekuataannya di parlemen saat ini. Pilihan yang tepat akan menentukan, potensi kemenangan Emil dalam menakhodai Jakarta ke depan. Mau ke mana Emil dan ? Politik Jakarta ke depan tampaknya masih akan dinamis, kawan.