JakartaInsideCom-Fakultas Ushuluddin Syarif Hidayatullah bersama Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Uzbekistan mengadakan Public Expose bertema “1000 Cahaya Indonesia untuk Amirul Mukminin Fil Hadist”. 

Acara ini menjadi ajang refleksi atas warisan Imam Bukhari sekaligus memperkuat kolaborasi Indonesia-Uzbekistan dalam memperingati kontribusi peradaban Islam.

Selain menggali nilai-nilai ajaran Imam Bukhari, kegiatan ini juga mendukung Taman dan Perpustakaan “ Garden” di Kompleks Makam Imam Bukhari, Samarkand, Uzbekistan. Inisiatif tersebut terinspirasi dari kunjungan Presiden pertama RI, Ir. , ke makam tersebut pada 1961, yang menjadi simbol diplomasi lintas .

Lahir di Bukhara pada tahun 810 M, Imam Bukhari dikenal sebagai Amirul Mukminin Fil Hadist berkat kontribusinya dalam menyusun kitab hadis Shahih Bukhari, salah satu karya paling berpengaruh dalam Islam. 

Reputasinya sebagai ilmuwan Muslim telah menjadi dalam pengembangan riset peradaban Islam di Indonesia.

Prof. Ismatu Ropi, MA., Ph.D., Dekan Fakultas Ushuluddin Syarif Hidayatullah, menyatakan bahwa Imam Bukhari adalah simbol keteladanan moral dan .

“Kegiatan ini bukan hanya mengenang , tetapi juga mendalami kontribusi Imam Bukhari terhadap peradaban Islam. Kami mendukung penuh Garden sebagai simbol persahabatan Indonesia-Uzbekistan,” ujarnya.

Garden tidak hanya menjadi proyek diplomasi , tetapi juga media untuk mengenalkan kepada generasi muda. Wakil Rektor Bidang Kerjasama Syarif Hidayatullah, Din Wahid, M.A., Ph.D., mengungkapkan harapannya agar taman ini menjadi .

“Melalui taman ini, kita ingin mencetak generasi muda yang mampu memadukan nilai keislaman dengan kontribusi nyata bagi peradaban ,” katanya.

Yudi Alamin, Political Minister Counsellor KBRI Tashkent, menambahkan bahwa renovasi kompleks makam adalah bukti diplomasi berbasis nilai. “Proyek ini menunjukkan bagaimana Indonesia mampu memperkuat hubungan bilateral dengan Uzbekistan melalui penghormatan terhadap tokoh Islam ,” jelasnya.

Dewi Noorsanty Baaman, Direktur HPT Tour and , menekankan pentingnya langsung tentang Islam.

“Mengunjungi makam Imam Bukhari memberikan berbeda. Ini bukan hanya tentang membaca , tetapi merasakan dan memahami jejak peradaban secara nyata,” katanya.

Dr. Rifqi Muhammad Fatkhi, M.A., Hadis Fakultas Ushuluddin, menilai bahwa generasi muda harus mengambil dari nilai-nilai akhlak dan keteladanan Imam Bukhari untuk menghadapi zaman modern.

Dampak Inisiatif

Acara ini dirancang untuk menciptakan enam dampak utama:

1. Menghidupkan : Menghubungkan generasi muda dengan warisan peradaban Islam.

2. Kolaborasi lintas bangsa: Mempercepat lahirnya cendekiawan dari Indonesia.

3. Kajian strategis: Meneliti pengaruh terhadap kehidupan modern.

4. : Memupuk kebanggaan dan bangsa.

5. Penghargaan terhadap : Memperkuat kesadaran atas jasa Ir. .

6. Diplomasi : Meningkatkan citra Indonesia di .

KH. Mun’im DZ dari Yayasan Panata Dipantara menyebutkan bahwa visi ini mencerminkan kekuatan diplomasi .

“Inisiatif menunjukkan bahwa bisa menjadi jembatan yang kuat untuk menyatukan bangsa,” katanya.

Public Expose ini bukan hanya tentang Imam Bukhari atau Garden, tetapi tentang bagaimana , diplomasi, dan dapat bersinergi untuk membentuk masa depan peradaban Islam yang lebih baik. Dukungan lintas sektor dari berbagai pihak menjadikan proyek ini sebagai momentum untuk merajut warisan masa lalu demi masa depan yang lebih cerah.