JakartaInsideCom – Jumlah yang beredar dalam suatu perekonomian merupakan indikator penting yang mencerminkan kondisi ekonomi suatu negara.

Dalam Indonesia, memahami komponen-komponen yang membentuk jumlah yang beredar dapat membantu dalam ekonomi dan pengambilan kebijakan.

Artikel ini akan membahas cara menghitung jumlah yang beredar berdasarkan kasus yang diberikan yaitu Pada di Indonesia Memiliki Inti Sebesar 20 Triliun, di Perbankan Tercatat Giro Senilai 5 Triliun, Tabungan dan Sebesar 15 Triliun, dan dari Tercatat Senilai 2 Triliun. Dari Tersebut Hitunglah Jumlah yang Beredar?

  1. Definisi dan Komponen yang Beredar
    Jumlah yang beredar (money supply) mencakup berbagai bentuk yang digunakan dalam perekonomian. Menurut teori ekonomi, yang beredar dapat dibagi menjadi beberapa komponen utama:
    • Kartal (Currency): tunai yang beredar di masyarakat.
    • Giral (Demand Deposits): yang disimpan di bank dan dapat ditarik kapan saja.
    • Kuasi (Quasi Money): Termasuk tabungan, berjangka, dan instrumen lainnya yang tidak dapat ditarik sewaktu-waktu tanpa penalti.
  2. Contoh Kasus di Indonesia
    Dalam contoh yang diberikan, kita memiliki data sebagai berikut:Untuk menghitung jumlah yang beredar, kita perlu menjumlahkan semua komponen tersebut. Namun, penting untuk memahami bahwa inti biasanya sudah termasuk dalam komponen giro, tabungan, dan . Oleh karena itu, kita hanya perlu menjumlahkan giro, tabungan, dan untuk mendapatkan jumlah yang beredar dalam arti luas (M2).
  3. Perhitungan Jumlah yang Beredar
    Berdasarkan data yang diberikan, perhitungan jumlah yang beredar adalah sebagai berikut:Jumlah yang beredar = Giro + Tabungan dan +
    Jumlah yang beredar = Rp 5 triliun + Rp 15 triliun + Rp 2 triliun = Rp 22 triliun.
  4. dari Jurnal Ilmiah
    Menurut penelitian yang diterbitkan oleh Universitas Indonesia, jumlah yang beredar dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kebijakan moneter, tingkat suku , dan aktivitas ekonomi. Studi ini menunjukkan bahwa peningkatan jumlah yang beredar dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga berpotensi menyebabkan inflasi jika tidak diimbangi dengan peningkatan produksi barang dan jasa.

Kesimpulan

Menghitung jumlah yang beredar dalam perekonomian adalah proses yang melibatkan penjumlahan berbagai komponen yang ada.

Berdasarkan contoh kasus di Indonesia, jumlah yang beredar adalah Rp 22 triliun.

Pemahaman tentang jumlah yang beredar penting untuk ekonomi dan pengambilan kebijakan yang efektif.

Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa pengelolaan jumlah yang beredar harus dilakukan dengan hati-hati untuk mendorong pertumbuhan ekonomi tanpa menyebabkan inflasi yang berlebihan.