JakartaInsideCom (Menag) resmi memperkenalkan Asta Protas Kemenag Berdampak, delapan prioritas yang akan menjadi fokus (Kemenag) dalam lima tahun ke depan.

ini bukan sekadar administratif, melainkan langkah konkret yang dirancang untuk memberikan nyata bagi , sejalan dengan Asta Cita dan 17 prioritas Presiden dan Wakil Presiden.

Diperkenalkan di Auditorium HM Rasjidi, , Kamis (6/3/2025), Asta Protas menandai baru dalam tata kelola layanan keagamaan yang lebih inklusif, , dan berorientasi pada kesejahteraan umat.

Salah satu utama Asta Protas adalah peningkatan kerukunan dan kemanusiaan.
Menag menegaskan bahwa regulasi terkait kerukunan umat beragama akan diperkuat, termasuk optimalisasi peran Urusan (KUA) dalam mendeteksi dini potensi berbasis .

Di tengah meningkatnya polarisasi dan politik di , ini menjadi krusial untuk mempererat hubungan antarumat beragama serta memperkuat moderasi beragama yang berakar pada nilai-nilai keadilan dan .

Menariknya, Asta Protas juga memasukkan penguatan ekoteologi, yang menegaskan peran dalam menangani . Menag menyoroti pentingnya kesadaran dalam menjaga , mengingat setiap ajaran memiliki konsep .

“Di ada konsep khilafah yang menekankan tanggung jawab sebagai pelindung bumi. Hindu memiliki Hita Karana, sedangkan dalam ada Laudato Si’ yang mengajarkan pentingnya menjaga ekologi,” ujar Nasaruddin.

Langkah ini menunjukkan pergeseran paradigma bahwa pelestarian bukan hanya isu ilmiah atau , tetapi juga isu moral dan spiritual yang melibatkan semua umat beragama.

Selain itu, Kemenag menaruh perhatian besar pada pemberdayaan pesantren, yang selama ini menjadi bagian penting dalam mencetak generasi unggul berbasis nilai-nilai keagamaan.

Dengan payung hukum yang semakin kuat melalui UU Pesantren, berkomitmen menjadikan pesantren sebagai pusat yang ramah anak dan inklusif.

Kemenag juga menekankan digitalisasi tata kelola, memastikan layanan keagamaan lebih mudah diakses, murah, dan transparan. “Kami ingin semua layanan Kemenag terdigitalisasi, sehingga bisa mengakses informasi dengan cepat dan efisien,” jelas Menag.

Asta Protas bukan sekadar janji programatik. Dengan cakupan yang luas dari umat hingga layanan yang lebih baik ini mengisyaratkan komitmen Kemenag untuk benar-benar membawa nyata dalam keagamaan .

Pertanyaannya kini, sejauh mana ini bisa diimplementasikan secara efektif? Akankah Asta Protas menjadi gebrakan besar atau sekadar ? Publik tentu menanti realisasinya.