JakartaInsideCom – Peringatan Maulid Muhammad ﷺ yang jatuh pada 16 September lalu menjadi momen yang tepat untuk merenungkan kembali hakikat kecintaan kita kepada Rasulullah ﷺ. Maulid adalah peringatan kelahiran manusia paling mulia yang menjadi rahmat bagi seluruh alam, yang membawa risalah ilahi untuk membimbing umat manusia menuju yang diridhai oleh Allah. Di balik perayaan tersebut, tersimpan ajakan untuk meningkatkan cinta dan ketaatan kepada beliau, yang tidak hanya dalam bentuk perayaan seremonial, tetapi diwujudkan dalam sehari-hari.

Keutamaan Mencintai Muhammad ﷺ Lebih Dari Diri Sendiri

Dalam , cinta kepada Muhammad ﷺ menempati posisi yang sangat penting. Hadis-hadis menegaskan bahwa keimanan seorang Muslim belum sempurna jika ia tidak mencintai Rasulullah ﷺ lebih dari mencintai dirinya sendiri, keluarganya, dan segala sesuatu yang ia miliki.

Salah satu hadis yang paling menonjol terkait hal ini adalah sabda ﷺ:

“Tidak beriman salah seorang di antara kalian hingga aku lebih ia cintai daripada orang tuanya, anaknya, dan seluruh manusia.”
(HR. Bukhari No. 15, Muslim No. 44)

Hadis ini menunjukkan bahwa cinta kepada ﷺ merupakan pondasi keimanan yang harus dimiliki oleh setiap Muslim. Kecintaan tersebut tidak hanya berupa emosi, tetapi juga dibuktikan melalui dan tindakan, seperti ketaatan kepada ajaran beliau dan meneladani akhlak mulia yang beliau tunjukkan sepanjang hidupnya.

Maulid sebagai Momentum Menguatkan Cinta kepada Rasulullah ﷺ

Pada tahun ini, peringatan Maulid Muhammad ﷺ tidak hanya menjadi seremonial perayaan kelahiran beliau, tetapi juga momen refleksi bagi umat untuk memperdalam cinta dan ketaatan kepada Rasulullah ﷺ. Di tengah tantangan zaman modern yang sering kali menggoda umat untuk menjauh dari nilai-nilai spiritual dan , Maulid merupakan kesempatan untuk mengingat kembali pentingnya mencintai dan meneladani beliau dalam setiap aspek .

1. Merenungi Akhlak Muhammad ﷺ
Rasulullah ﷺ dikenal sebagai manusia dengan akhlak yang agung. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.”
(QS. Al-Qalam: 4)

Dalam momentum Maulid , umat diajak untuk merenungi kembali akhlak yang penuh kesabaran, kasih sayang, kejujuran, dan rasa keadilan. Meneladani akhlak ﷺ dalam sehari-hari adalah salah satu bentuk nyata dari cinta kita kepada beliau. Dalam interaksi sosial, , dan bahkan dalam hubungan , seorang Muslim yang mencintai ﷺ akan berusaha untuk menjalankan nilai-nilai yang beliau ajarkan.

2. Menghidupkan Sunnah dalam Sehari-Hari
Mencintai Muhammad ﷺ juga berarti mencintai sunnahnya. Salah satu nyata untuk menunjukkan cinta kepada adalah dengan menghidupkan sunnah-sunnah beliau dalam sehari-hari. Di tengah hiruk-pikuk modern, banyak Muslim yang mungkin terlupa atau mengesampingkan amalan-amalan sunnah ﷺ. Momentum Maulid ini dapat dijadikan sebagai ajakan untuk kembali pada praktik-praktik sunnah yang sarat dengan , baik dalam ibadah, muamalah, maupun pribadi.

Sunnah mencakup berbagai aspek , dari beribadah, berinteraksi dengan sesama manusia, hingga menjaga dan kebersihan. Contoh kecil seperti memperbanyak shalawat, mengikuti adab makan yang diajarkan , serta menjaga hubungan baik dengan tetangga adalah wujud sederhana dari kecintaan kita kepada ﷺ.

3. Memperbanyak Shalawat kepada
Salah satu amalan yang dianjurkan pada peringatan Maulid adalah memperbanyak shalawat kepada Rasulullah ﷺ. Allah berfirman:

“Sesungguhnya Allah dan -Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”
(QS. Al-Ahzab: 56)

Shalawat bukan hanya bentuk penghormatan kepada Nabi ﷺ, tetapi juga manifestasi dari cinta seorang hamba kepada Rasul-Nya. Dalam momentum Maulid ini, memperbanyak shalawat akan mendekatkan kita kepada Nabi ﷺ dan memperkuat ikatan cinta kita kepada beliau. Shalawat juga menjadi sarana untuk mendapatkan syafaat dari Rasulullah ﷺ di hari kiamat.