JakartaInsideCom – Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Ditjen Bimas Islam) kembali menggelar Ngaji , sebuah inisiatif yang mengintegrasikan nilai-nilai Islam dengan seni dan sebagai media dakwah.

yang memasuki tahun ketiga ini bertujuan memperkuat harmoni , meningkatkan pemahaman keagamaan yang moderat, serta melestarikan Islam di Nusantara.

Konferensi yang digelar di Auditorium HM. Rasjidi pada Senin (26/2/25) menghadirkan sejumlah narasumber, di antaranya Farid F. Saenong, Ph.D (Staf Khusus Menteri Agama), Prof. Dr. Oman Fathurrahman (Akademisi dan Filolog), serta Susi Iffaty (Lesbumi ).

Dirjen Bimas Islam, Abu Rokhmad, dalam keterangannya menegaskan bahwa agama dan di memiliki keterkaitan yang erat.

“Islam di Nusantara berkembang melalui proses akulturasi dengan lokal. Agama dan saling menguatkan, sehingga penting bagi kita untuk terus menjaga dan mengembangkan warisan ini,” ujarnya.

Direktur Penerangan Agama Islam, Ahmad Zayadi, menambahkan bahwa literasi memainkan peran krusial dalam pemahaman keagamaan yang lebih baik.

“Koordinasi antara agama dan merupakan bagian dari komitmen yang harus terus dikembangkan,” katanya.

Kegiatan Ngaji tahun ini akan berlangsung hingga 28 Februari dan melibatkan berbagai daerah yang memiliki tradisi khas dalam menyambut Ramadan.

Di antaranya tradisi Marhaban di serta ekspresi Islam di yang berlandaskan filosofi Adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah.

Selain itu, berbagai agenda telah disiapkan dalam rangkaian acara, termasuk:
Kajian tentang hubungan Islam dan , Pertunjukan seni Islami, Diskusi mengenai peran sebagai media dakwah

Peserta yang hadir berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari pegawai , UNISIA , , Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) , hingga dan penyuluh agama Islam.


Kasubdit Seni, , dan Siaran Keagamaan Islam, Wida Sukmawati, menjelaskan bahwa Ngaji bukan hanya sebatas kegiatan seremonial, tetapi menjadi wadah untuk kesadaran kolektif tentang pentingnya menjaga dan melestarikan Islam.

dan agama adalah dua yang tidak terpisahkan. Melalui kegiatan ini, kita ingin mendorong strategi dakwah berbasis yang relevan dengan perkembangan zaman,” jelasnya.

ini juga sejalan dengan semangat Deklarasi Istiqlal, yang menekankan pentingnya harmoni antara agama dan dalam peradaban yang inklusif.


Melalui Ngaji , diharapkan masyarakat semakin memahami pentingnya sinergi Islam dan dalam kehidupan sehari-hari. ini juga diharapkan dapat merumuskan strategi dakwah yang lebih adaptif dan jaringan komunitas yang aktif dalam pelestarian Islam.

Antusiasme tinggi dari peserta menjadi indikasi bahwa ini memiliki dampak positif bagi masyarakat. Ke depan, Ngaji direncanakan terus dikembangkan sebagai berkelanjutan guna memperkuat pemahaman Islam yang inklusif dan berbasis .