– Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Ditjen Bimas ) kembali menggelar Ngaji Budaya, sebuah inisiatif yang mengintegrasikan nilai-nilai dengan seni dan budaya sebagai media dakwah.

yang memasuki tahun ketiga ini bertujuan memperkuat harmoni sosial, meningkatkan pemahaman keagamaan yang moderat, serta melestarikan budaya di Nusantara.

Konferensi yang digelar di Auditorium HM. Rasjidi pada Senin (26/2/25) menghadirkan sejumlah narasumber, di antaranya Farid F. Saenong, Ph.D (Staf Khusus ), Prof. Dr. Oman Fathurrahman (Akademisi dan Filolog), serta Susi Iffaty (Lesbumi ).

Dirjen Bimas , Abu Rokhmad, dalam keterangannya menegaskan bahwa dan budaya di memiliki keterkaitan yang erat.

di Nusantara berkembang melalui proses akulturasi dengan budaya . dan budaya saling menguatkan, sehingga penting bagi kita untuk terus menjaga dan mengembangkan warisan ini,” ujarnya.

Direktur Penerangan , Ahmad Zayadi, menambahkan bahwa literasi budaya memainkan peran krusial dalam membangun pemahaman keagamaan yang lebih baik.

“Koordinasi antara dan budaya merupakan bagian dari komitmen yang harus terus dikembangkan,” katanya.

Kegiatan Ngaji Budaya tahun ini akan berlangsung hingga 28 Februari dan melibatkan berbagai yang memiliki tradisi khas dalam menyambut .

Di antaranya tradisi Marhaban di serta ekspresi budaya di yang berlandaskan filosofi Adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah.

Selain itu, berbagai agenda telah disiapkan dalam rangkaian acara, termasuk:
Kajian tentang hubungan dan budaya, Pertunjukan seni Islami, Diskusi mengenai peran budaya sebagai media dakwah

Peserta yang hadir berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari pegawai , UNISIA , UIN , Forum Diniyah Takmiliyah (FKDT) , hingga dan penyuluh .


Kasubdit Seni, Budaya, dan Siaran Keagamaan , Wida Sukmawati, menjelaskan bahwa Ngaji Budaya bukan hanya sebatas kegiatan seremonial, tetapi menjadi wadah untuk membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya menjaga dan melestarikan budaya .

“Budaya dan adalah dua yang tidak terpisahkan. Melalui kegiatan ini, kita ingin mendorong strategi dakwah berbasis budaya yang relevan dengan perkembangan zaman,” jelasnya.

ini juga sejalan dengan semangat Deklarasi Istiqlal, yang menekankan pentingnya harmoni antara dan budaya dalam membangun peradaban yang inklusif.


Melalui Ngaji Budaya, diharapkan masyarakat semakin memahami pentingnya sinergi dan budaya dalam sehari-hari. ini juga diharapkan dapat merumuskan strategi dakwah yang lebih adaptif dan membangun jaringan yang aktif dalam pelestarian budaya .

Antusiasme tinggi dari peserta menjadi indikasi bahwa ini memiliki dampak positif bagi masyarakat. Ke depan, Ngaji Budaya direncanakan terus dikembangkan sebagai berkelanjutan guna memperkuat pemahaman Islam yang inklusif dan berbasis budaya.