jakartainside.com –

() tengah memantau dengan ketat kondisi dunia global dan risikonya terhadap lembaga jasa keuangan.  

Wakil Ketua Dewan Komisioner  mengatakan otoritas terus cermati dampak kenaikan yield  utang dalam upaya menjaga ketahanan atas fluktuasi. “LJK harus monitor erat portofolio ,” katanya dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner September , Senin (9/10/).

Terkait hal tersebut,  saat ini telah menerbitkan POJK 17 Nomir 23 Tentang Penerapan Tata Kelola Umum. Mirza mengatakan POJK ini diterbitkan dalam upaya memperkuat fundamental untuk dapat berkembah secara sehat serta berkelanjutan. 

Selain itu, di sektor tengah mengkaji untuk mengelompokkan perusahaan berdasarkan tingkat permodalan yang mana yang disebut dimilikii. Kerangka ini nantinya dapat diimplementasikan secara tambahan besar proposional, serta penyelarasan tingkat kompleksitas dengan permodalan.

Kendati demikian, mengungkapkan sektor jasa keuangan Tanah Air berada pada kondisi yang dimaksud mana stabil di area tempat tengah era global tinggi dalam periode yang digunakan dimaksud panjang atau higher for longer.

Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner  Mahendra Siregar mengatakan adanya divergensi kinerja dunia global. Di , masih tinggi sehingga otoritas moneter Negeri Paman Sam menaikkan kembali. Kendati meningkat, juga mengisyaratkan kenaikkan sudah mencapai puncaknya.

Sementara itu, Mahendra melihat pemulihan sektor sektor belum sesuai dengan ekspektasi. “Kinerja masih pada area level pandemi, ini meningkatkan kecemasan global,” ungkapnya.

Kekhawatiran ini juga ditambah oleh terbatasnya insentif fiskal lalu moneter global. Di sisi lain, kenaikan imbal hasil utang lalu penguatan .

Di dalam negeri, melihat kondisi perekonomian masih terkendali. domestik masih sesuai ekspektasi pasar. Kondisi ini memicu tekanan outflow.

Sektor korporasi, kata Mahendra, masih baik. Hal ini ditopang oleh Purchasing Managers' Index RI yang mana mana berada di dalam dalam zona ekspansif lalu neraca perdagangan yang mana mencatatkan surplus.


Sumber CNBC

by Jakarta Inside