Dia bicara janji di ingin memindahkan ibu provinsi dari ke Tegal Luar.

Di , juga ingin memindahkan pusat provinsi dari Pusat ke Utara.

bertanya, apakah pemindahan pusat itu relevan dan mungkin dilakukan di tengah situasi bahwa akan dipindah? Apakah itu bagian dari imajinasi? Ini adalah serangan langsung ke jantung pertahanan lawan.

Tidak berhenti sampai di sini, pasangan , , juga melancarkan serangan dari sayap.

Dia bertanya pada pasangan Dharma-Kun banjir di yang menurut mereka salah satu masalahnya adalah kiriman banjir dari .

Pertanyaan , apakah di atau sudah rusak sehingga banjir terbawa sampai ke ?

Mungkin serangan-serangan yang tidak sepenuhnya bisa dijawab ini yang membuat marah.

Bahkan menjawab pertanyaan tentang Cihampelas yang kini terbengkalai dari , Ridwan mengungkapkan bahwa penggantinya tidak meneruskan apa yang dia kerjakan sebelumnya.

Dia seperti ingin mengatakan bahwa penggantinya di tidak becus bekerja.

Yang menarik adalah bahwa pengganti di adalah pasangan yang diusung dan , dua partai utama pendukungnya saat ini.

Di sini, Ridwan akhirnya terlihat tidak hanya coba menyerang lawan (Ahokers dan PDI Perjuangan), tapi juga dengan potensial ( Abah atau Aniesers), bahkan dengan ( ).

Sebaliknya, terlihat nyaman dengan mengasosiasikan diri dengan beragam kekuatan , terutama Ahokers dan Abah.

Menjadi lebih ironis karena salah satu slogan yang dibawa oleh ketika masuk ke adalah ingin menyatukan .

Bentuk kongkrit penyatuan itu adalah membuat tidak terbelah antara pendukung dan pendukung .

Namun dalam perjalanannya, Ridwan justru berusaha mendelegitimasi warisan dan menyerang .

Sebaliknya, Pramono justru berhasil membuat Ahokers dan Abah berada di belakangnya.

, 18 November
SAIDIMAN AHMAD