JakartaInsideCom-Pengamat Strategic And Data Analytics Research Institute (SADARI) B. J Pasaribu memaparkan, besarnya kursi parlemen yang dikuasai koalisi pendukung Ketua Umum Partai Gerindra boleh jadi diprediksi dapat menjamin kemenangan di pemilihan (Pilpres) 2024.

Walaupun belum merilis siapa pemenang pemilu khususnya pilpres 2024, namun sejumlah sinyal parpol bergabung ke koalisi kian menguat.

Hal ini diisyaratkan oleh Ketua Bappilu , yang bilang membuka peluang jika diajak bergabung pemerintahan selanjutnya.

Bagaimana peluang jika jadi bergabung dengan pemerintahan baru yang terpilih nanti dan seperti apa tawaran politiknya?

sebagai capres pemenang berdasarkan hasil quick count, diperkirakan bakal mengajak sejumlah partai kubu lawan untuk masuk koalisinya.

“Prabowo perlu melakukan itu agar mendapatkan dukungan mayoritas di parlemen, sehingga pemerintahannya kelak bisa berjalan mulus,” ulas B. J Pasaribu melalui pesan singkatnya kepada RuPol, Kamis (29/2/2024).

Sebagai informasi pendukung, koalisi pendukung Prabowo terdiri dari Partai Gerindra, , Partai Kebangkitan Bangsa (), dan Partai Amanat () yang menguasai sekitar 46 persen kursi di DPR.

“Dari komposisi koalisi mesin parpol, Prabowo memang potensial unggul cukup jauh, tetapi situasi itu bisa diperkirakan akan memperkuat pemerintahan kedepan,” terangnya

B. J Pasaribu menuturkan, perihal hasil survei menunjukkan jika pemilih di Indonesia cenderung memilih berdasarkan ketokohan calon , yang secara otomatis berkaitan dengan partai pengusung.

Berdasarkan hasil quick count yang dilakukan Indikator Indonesia dengan data masuk 95,43 persen, koalisi partai pengusung atau Koalisi Indonesia Maju () yang masuk parlemen adalah Golkar, Gerindra, , dan Demokrat. Keempat partai tersebut total mendapatkan 42,85 persen suara dalam Pileg DPR RI.

Adapun koalisi partai pendukung -Muhaimin, yakni , , dan PKS, total mendapatkan 28,07 persen suara. Sementara itu, koalisi partai pendukung , yakni dan , mendapatkan 20,42 persen suara.

Jika hasil quick count itu sejalan dengan hasil penghitungan resmi , maka kemungkinan total kursi yang dimiliki koalisi Prabowo di Senayan tak mencapai 50 persen.

B. J Pasaribu menilai, selaku akan mengajak tiga partai untuk gabung koalisinya demi memastikan kelancaran pemerintahannya kelak. Tiga partai itu adalah , , dan .

“Perlu kita cermati Surya Paloh, Prabowo, dan Airlangga sama-sama punya hubungan baik di ya. SEhingga Romantisme dan persahabatan diantara mereka akan memudahkan koalisi,” imbuh B. J Pasaribu.

Di sisi , Lanjut B. J Pasaribu, berpeluang besar juga bisa gabung koalisi Prabowo. Pasalnya, dan Gerindra pernah membangun koalisi jelang Pilpres 2024, meski gagal berlayar. Kendati begitu, hubungan Gerindra dan tetap harmonis.

“Apalagi Muhaimin (Ketua Umum ) adalah orang yang rasional dan pragmatis demi kepentingan partainya. Dipastikan akan berpikir panjang jika berada di luar seperti dan . JIka Prabowo berhasil merangkul tiga partai tersebut, maka tersisa dua partai yang akan menjadi oposisi di parlemen. Keduanya adalah dan PKS,” tandasnya.

Lain halnya dengan , ulasnya lagi, tentu bakal memilih dan menjadi oposisi sebagaimana pernah partai itu lakukan terhadap Pemerintahan Orde Baru dan Pemerintahan .

“ya, dengan menyisakan dan PKS sebenarnya akan lebih baik bagi Pemerintahan . Sebab, kedua partai itu tidak akan pernah bisa bersatu berjuang sebagai oposisi,” pungkas B. J Pasaribu.

Penguatan Koalisi Indonesia Maju memang terus dibicarakan agar pemerintahan dapat berjalan sukses. Satu di antaranya adalah dengan memperkuat barisan parpol yang mendukung di parlemen.

Ilustrasi Koalisi Parpol 2024/ist