Republik () resmi menetapkan 1 1446 Hijriah jatuh pada Sabtu, 1 Maret . Keputusan ini diumumkan setelah Isbat yang digelar pada (28/2/) di Auditorium H.M. Rasjidi, RI, .

Isbat dipimpin langsung oleh Agama Nasaruddin Umar dan dihadiri oleh perwakilan Majelis (MUI), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (), ahli falak, serta perwakilan dan .

Agama menjelaskan bahwa penetapan awal dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu pemaparan data hisab mengenai posisi hilal, verifikasi hasil rukyatul hilal dari berbagai titik pemantauan di , dan musyawarah dalam tertutup sebelum pengumuman resmi.

Menurut Direktur Urusan Agama dan Bina , Arsad Hidayat, ijtimak terjadi pada , 28 Februari , pukul 07.44 WIB. Pada saat itu, ketinggian hilal di wilayah berkisar antara 3° 5,91′ hingga 4° 40,96′ dengan sudut elongasi 4° 47,03′ hingga 6° 24,14′.

“Secara astronomi, ketinggian hilal ini sudah memungkinkan untuk dilihat. Namun, kepastian awal tetap menunggu hasil pengamatan langsung dari titik pemantauan di berbagai daerah,” ujar Arsad.

Setelah musyawarah tertutup, Agama Nasaruddin Umar mengumumkan bahwa berdasarkan laporan rukyatul hilal dan perhitungan hisab, 1 1446 H ditetapkan pada Sabtu, 1 Maret .

Ia juga mengimbau umat di Indonesia untuk tetap menjaga persatuan dalam menyambut suci , meskipun ada perbedaan dalam penentuan awal .

“Kami berharap seluruh umat dapat menyambut dengan penuh kebersamaan dan kedamaian. Perbedaan dalam penentuan awal adalah hal yang wajar, namun yang lebih penting adalah semangat ukhuwah Islamiyah,” ungkap Nasaruddin Umar.

Dengan keputusan ini, umat di Indonesia akan memulai ibadah pada 1 Maret , seiring dengan lain yang menggunakan serupa dalam penentuan awal Hijriah.