JakartaInsideCom – Dewan Syuro Federasi Serikat Pekerja Bersatu (FSP ), H. Kamal Azid, menyoroti dampak serius jika pengembangan kawasan Pantai Indah Kapuk () 2 di Tangerang, Banten, gagal dilanjutkan.

Menurutnya, hal ini tidak hanya memengaruhi pertumbuhan di Banten dan , tetapi juga berimbas pada target pertumbuhan yang ditetapkan pemerintahan Subianto sebesar 8%.

“Jika pengembangan 2 terhambat, maka dampaknya akan sangat luas, terutama terhadap ,” ujar Kamal Azid kepada , Kamis (6/2/).

Kamal menegaskan bahwa PT Agung Sedayu, selaku pengembang 2, merupakan salah satu pemain utama dalam sektor properti .
ini memiliki peran signifikan dalam menopang pertumbuhan melalui properti, yang berkontribusi besar terhadap sektor lain, seperti pabrik semen, , baja, konstruksi, , dan .

“Pengembangan 2 melibatkan hingga 185 sektor , baik yang dimiliki swasta maupun . Jika proyek ini terganggu, banyak yang akan terkena dampaknya, termasuk dalam penciptaan lapangan baru serta pemulihan bagi pekerja yang mengalami PHK,” jelasnya.

Lebih lanjut, Kamal menyoroti adanya dugaan tekanan yang menyebabkan pencabutan Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) milik PT Agung Sedayu. Ia menilai hal ini dapat menimbulkan ketakutan bagi para pengembang properti dan menghambat di sektor tersebut.

“Pemerintahan memiliki ambisius tiga juta selama periode kepemimpinannya. Untuk mewujudkan target itu, dibutuhkan kepastian dan dukungan penuh dari pemerintah terhadap para pengembang properti,” tegas Kamal.

Menurutnya, sektor properti memiliki kontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) , yang mencapai 16%, serta mampu menyerap hingga 20 juta tenaga melalui efek berlipat (multiplier effect) terhadap subsektor lainnya. Selain itu, sektor ini juga menjadi penyumbang utama dalam penerimaan pajak, Pendapatan Asli (), serta penyediaan prasarana dan sarana umum (PSU).

“Properti menempati peringkat keempat sebagai sektor dengan kontribusi terbesar secara . Oleh karena itu, pengembangan 2 seharusnya dilindungi, bukan justru terhambat oleh tekanan yang tidak memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ,” pungkasnya.

Kamal Azid menegaskan bahwa pemerintah terhadap sektor properti akan sangat menentukan keberhasilan dan pencapaian target pertumbuhan nasional di era Subianto.