JakartaInsideCom—Band punk asal Purbalingga, Sukatani, kembali mencuri perhatian dengan merilis single terbaru mereka berjudul Tumbal Proyek pada 20 April 2025.
Lagu ini melanjutkan tradisi kritik sosial yang menjadi ciri khas SukaTani, kali ini dengan menyoroti praktik pembangunan yang sering kali mengorbankan pihak-pihak tertentu.
Dalam catatan di Instagram @sukatani.band, lagu Tumbal Proyek menggambarkan kematian yang dianggap wajar demi kemajuan pembangunan.
“Barangkali, kita sudah terlalu lama memaklumi kematian yang tidak wajar. Kematian janggal itu dimaklumi dengan dalih agama, nasib buruk, korban politik, hingga alasan-alasan yang sebetulnya tak masuk akal,” tulis Ismail.
Lirik lagu ini menggambarkan situasi yang terjadi di sekitar kita, di mana kematian sering menjadi tumbal dalam proyek-proyek pembangunan yang mengatasnamakan kemajuan.
Ismail mengingatkan bahwa kita perlu waspada terhadap kondisi ini, tanpa menjadi kolot.
“Kita mesti paham dan mengerti bahwa ada kondisi seperti itu di sekitar kita. Jangan-jangan orang-orang baik di sekitar kita sedang mencari tumbal proyek,” tambahnya.
Sebagai band yang selalu menyuarakan ketidakpuasan terhadap ketidakadilan, Sukatani kembali menunjukkan komitmennya dalam menyampaikan pesan melalui karya mereka.
Tumbal Proyek ditulis sendiri oleh Alectroguy (gitaris) dan Twister Angel (vokalis) serta diproduksi oleh mereka berdua, bersama Cipoy, Gindring Waste, dan Nois Are Sip.
Single ini muncul setelah kontroversi yang menyertai lagu mereka sebelumnya, Bayar Bayar Bayar, yang diduga mendapat tekanan dari pihak tertentu. Bahkan, vokalis Novi Citra alias Twister Angel dipecat dari pekerjaannya sebagai guru. Meski demikian, kejadian tersebut tidak mematahkan semangat mereka untuk terus berkarya dan menyuarakan kritik sosial.
Lagu Tumbal Proyek kini sudah dapat didengarkan di semua platform streaming digital. Sukatani pun memperingatkan, “Awas! Mungkin Anda selanjutnya.” Pesan tersebut seakan menjadi panggilan untuk waspada terhadap potensi eksploitasi yang tersembunyi di balik proyek-proyek pembangunan.
Sukatani terus mengukuhkan diri sebagai salah satu suara krusial dalam skena musik alternatif Indonesia, mengingatkan kita akan pentingnya kritisisme terhadap kekuasaan dan proses pembangunan yang tidak mempedulikan manusia.