Surat Al-Baqarah ayat 157
أُو۟لَـٰۤىِٕكَ عَلَیۡهِمۡ صَلَوَٰتࣱ مِّن رَّبِّهِ
مۡUlaa’ika ‘alaihim shalawaatu m mirrabihim
Surat Al-Baqarah ayat 210
هَلۡ یَنظُرُونَ إِلَّاۤ أَن یَأۡتِیَهُمُ ٱللَّهُ فِی ظُلَلࣲ مِّنَ ٱلۡغَمَامِ
Hal yandzuruuna illaa an ya’tiyahumullahu fii zhulali m min al-ghamami
Surat Al-Baqarah ayat 270
وَمَاۤ أَنفَقۡتُم مِّن نَّفَقَةٍ أَوۡ نَذَرۡتُم مِّن نَّذۡرࣲ فَإِنَّ ٱللَّهَ یَعۡلَمُهُۥۗ
Wa maa anfaqtu m min nafaqatin au nadzartum min nadzrin fainna Allaha ya‘lamuh.
Pada contoh–contoh di atas, huruf Mim (م) yang bertasydid dibaca dengan mendengung selama dua harakat atau satu alif.
Kesimpulan
Hukum bacaan ghunnah adalah salah satu aspek penting dalam ilmu tajwid yang perlu dipahami agar dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.
Ghunnah terjadi ketika huruf Mim dan Nun bertasydid dan wajib dibaca dengan mendengung.
Dengan memahami dan menerapkan hukum bacaan ghunnah, bacaan Al-Qur’an akan terdengar lebih indah dan sesuai dengan kaidah tajwid yang benar.