JakartaInsideCom– Penyanyi solo Sammy Simorangkir kembali hadir dengan single terbarunya berjudul “Luka yang Luas”. Lagu ini menjadi bagian dari album terbaru Sammy bertajuk “Yang Terbaik” yang akan memuat delapan lagu baru bertema cinta dan patah hati, khas gaya bermusiknya selama dua dekade terakhir.
“Luka yang Luas” resmi diluncurkan dan sudah tersedia di berbagai platform digital seperti Spotify, YouTube Music, dan layanan streaming lainnya. Lagu ini menggambarkan rasa sakit mendalam akibat hancurnya sebuah hubungan yang sudah sah secara negara, seperti pernikahan.
“Kalau lukanya kecil mungkin karena pacaran. Tapi kalau luka yang luas, itu karena hubungan yang sudah sakral seperti pernikahan, tapi akhirnya harus berakhir,” kata Sammy dalam peluncuran single yang berlangsung di Jakarta, belum lama ini.
Meski bukan berasal dari pengalaman pribadi, Sammy mengaku turut merasakan luka yang dialami banyak orang lewat berita–berita yang beredar di media sosial.
“Bahkan yang terluka bukan cuma orang biasa. Dari pejabat sampai masyarakat biasa pun bisa terluka. Karena sejatinya, kita semua manusia biasa,” ungkapnya.
Sammy menjelaskan bahwa lagu ini tidak secara khusus memberikan pesan untuk move on, melainkan lebih sebagai ruang refleksi untuk menerima luka yang ada.
“Kalau engkau terluka, ya hadapi saja. Lama-lama luka akan terbiasa, dan akhirnya sembuh, walau dengan sedih,” ujarnya.
Proses produksi single ini berlangsung kurang dari satu tahun. Selain mempersiapkan lagu, tim juga merancang jadwal promosi dan distribusi. Sammy memastikan lagu ini dapat diakses seluas mungkin oleh para pendengar setianya.
Album “Yang Terbaik” sendiri akan memuat delapan lagu, termasuk kolaborasinya bersama Adi (“Setelah Itu Punya Waktu”) serta “Luka yang Luas” sebagai rilisan terbaru. Tema patah hati tetap menjadi benang merah dalam album ini.
“Saya 20 tahun di industri ini. Temanya tetap cinta dan patah hati. Ya, saya spesialisnya,” ujar Sammy sambil tersenyum.
Meski kondisi industri musik saat ini penuh tantangan, Sammy tetap konsisten berkarya. Ia menyebut musik sebagai bagian dari napas hidupnya yang tak bisa dipisahkan.
“Bernyanyi dan membuat karya itu passion saya. Saya menutup telinga dari hal-hal negatif. Sama seperti orang olahraga disuruh berhenti—bisa sakit,” katanya.
Album ini juga menandai kolaborasinya dengan sang adik, Govinda, dalam penulisan lagu. Menurut Sammy, niat keduanya adalah membuat karya yang bisa dinikmati siapa saja, tanpa sekat.
“Kami buat lagu ini bukan cuma untuk kami, tapi untuk semua orang. Gak pandang suku, agama, atau latar belakang. Yang penting niatnya baik,” tutupnya.
Sammy Simorangkir Rilis “Luka yang Luas”, Gambarkan Perihnya Cinta yang Sakral
