– Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa () Antonio Guterres kembali mendesak agar gencatan senjata segera diberlakukan di Jalur Gaza, yang hingga kini terus digempur demi mencegah tragedi kemanusiaan besar.

“Inilah waktunya gencatan senjata kemanusiaan sebelum sebuah tragedi besar terjadi di Gaza,” ucap Guterres dalam konferensi di markas di New York, Kamis (8/2) setempat.

Sekjen mengaku amat prihatin atas untuk meneruskan serangan ke Rafah di Jalur Gaza selatan yang dapat memperburuk kondisi kemanusiaan Palestina.

Yoav Gallant sebelumnya mengatakan target berikutnya di Jalur Gaza adalah Rafah, yang dia klaim merupakan benteng terakhir kelompok Palestina .

“Setengah dari populasi Gaza saat ini memadati Rafah. Mereka tidak bisa ke mana-mana lagi,” kata dia.

Terlebih, nyawa masyarakat Palestina di Gaza saat ini tidak cuma terancam akibat peperangan yang terus berlanjut, namun juga dari kelaparan dan penyakit akibat menurunnya kondisi kemanusiaan.

ke Gaza sejak 7 Oktober telah menewaskan sedikitnya 27.840 warga Palestina dan mencederai 67.317 orang lainnya. Sedangkan menurut otoritas , sekitar 1.200 warga tewas akibat serangan .

Sementara itu, Guterres menyatakan mendukung sepenuhnya putusan sementara Mahkamah (ICJ) terkait dan menyerukan supaya isi putusan tersebut segera diterapkan.

Pada 26 Januari, ICJ mengeluarkan putusan awalnya bahwa harus berhenti merintangi penghantaran bantuan ke Gaza serta harus mengupayakan perbaikan kondisi kemanusiaan di Gaza.

“Amat penting untuk memastikan bahwa semua putusan pengadilan harus dijalankan. Sudah jelas bahwa saya sepenuhnya percaya jika Mahkamah akan bisa mengambil tindakan apabila putusan tersebut tidak dijalankan dengan baik,” kata Sekjen .

Ia juga mendukung dua dalam penyelesaian antara dan Palestina.

“Saya akan terus menjadi penyokong utama bagi hak untuk hidup aman dan . Saya akan terus menjadi pejuang melawan antisemitisme,” kata dia.

“Meski demikian, saya juga sepenuhnya berkomitmen supaya rakyat Palestina memiliki negaranya sendiri dan hak menentukan nasibnya sendiri diakui demi mengakhiri penjajahan,” tegas Guterres.

Guterres juga menyebut tuduhan bahwa 12 pegawai badan untuk Palestina (UNRWA) terlibat dalam serangan ke pada 7 Oktober lalu sebagai tuduhan yang kredibel.

Sebagai langkah awal, ia menyebut pihaknya sudah memutus kontrak dengan individu-individu tertuduh berdasarkan peraturan organisasi. Selain itu, pihaknya juga telah menunjuk tim penyidik untuk menyelidiki tuduhan itu.

“Apabila saya melakukan kesalahan, hal tersebut bisa diperbaiki nanti. Namun, kita tidak bisa tidak mengambil tindakan, karena tuduhan yang terkait dengan tindakan seperti ini sangat berbahaya,” kata Sekjen itu.

Guterres menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen mengambil tindakan sesegera mungkin apabila memberi informasi baru terkait adanya “infiltrasi ” pada badan-badan .

Terkait tuduhan , sejumlah donor telah menangguhkan pendanaan terhadap UNRWA sejak 26 Januari. Badan tersebut menyebut terhentinya pendanaan mengancam keberlangsungan operasi kemanusiaan di Gaza yang mereka jalankan.

Arsip foto – Petugas membawa korban ke sebuah di Gaza. (ANTARA/Anadolu.)