– Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa () Antonio Guterres kembali agar segera diberlakukan di Jalur , yang hingga kini terus digempur Israel demi mencegah tragedi kemanusiaan besar.

“Inilah waktunya kemanusiaan sebelum sebuah tragedi besar terjadi di ,” ucap Guterres dalam konferensi di markas di New York, Kamis (8/2) waktu setempat.

Sekjen mengaku amat prihatin atas Israel untuk meneruskan serangan ke Rafah di Jalur selatan yang dapat memperburuk kondisi kemanusiaan pengungsi .

pertahanan Israel Yoav Gallant sebelumnya mengatakan target berikutnya di Jalur adalah Rafah, yang dia klaim merupakan benteng terakhir kelompok Hamas.

“Setengah dari populasi saat ini memadati Rafah. Mereka tidak bisa ke mana-mana lagi,” kata dia.

Terlebih, nyawa di saat ini tidak cuma terancam akibat peperangan yang terus berlanjut, namun juga dari kelaparan dan akibat menurunnya kondisi kemanusiaan.

ke sejak 7 Oktober 2023 telah menewaskan sedikitnya 27.840 warga dan mencederai 67.317 orang lainnya. Sedangkan menurut otoritas Israel, sekitar 1.200 warga Israel tewas akibat serangan Hamas.

Sementara itu, Guterres menyatakan mendukung sepenuhnya putusan sementara Mahkamah Internasional (ICJ) terkait Israel dan menyerukan supaya isi putusan tersebut segera diterapkan.

Pada 26 Januari, ICJ mengeluarkan putusan awalnya bahwa Israel harus berhenti merintangi penghantaran bantuan ke serta harus mengupayakan perbaikan kondisi kemanusiaan di .

“Amat penting untuk memastikan bahwa semua putusan harus dijalankan. Sudah jelas bahwa saya sepenuhnya percaya jika Mahkamah Internasional akan bisa mengambil tindakan apabila putusan tersebut tidak dijalankan dengan baik,” kata Sekjen .

Ia juga mendukung solusi dua dalam penyelesaian antara Israel dan .

“Saya akan terus menjadi penyokong utama bagi hak Israel untuk hidup aman dan . Saya akan terus menjadi pejuang melawan antisemitisme,” kata dia.

“Meski demikian, saya juga sepenuhnya berkomitmen supaya rakyat memiliki negaranya sendiri dan hak menentukan nasibnya sendiri diakui demi mengakhiri penjajahan,” tegas Guterres.

Guterres juga menyebut tuduhan Israel bahwa 12 pegawai badan untuk pengungsi (UNRWA) terlibat dalam serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober lalu sebagai tuduhan yang kredibel.

Sebagai langkah awal, ia menyebut pihaknya sudah memutus kontrak dengan tertuduh berdasarkan peraturan . Selain itu, pihaknya juga telah menunjuk tim penyidik untuk menyelidiki tuduhan Israel itu.

“Apabila saya melakukan kesalahan, hal tersebut bisa diperbaiki nanti. Namun, kita tidak bisa tidak mengambil tindakan, karena tuduhan yang terkait dengan tindakan seperti ini sangat berbahaya,” kata Sekjen itu.

Guterres menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen mengambil tindakan sesegera mungkin apabila Israel memberi informasi baru terkait adanya “infiltrasi Hamas” pada badan-badan .

Terkait tuduhan Israel, sejumlah donor telah menangguhkan pendanaan terhadap UNRWA sejak 26 Januari. Badan PBB tersebut menyebut terhentinya pendanaan mengancam keberlangsungan operasi kemanusiaan di yang mereka jalankan.

Arsip foto – Petugas membawa korban ke sebuah di . (ANTARA/Anadolu.)