– Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R. Haidar Alwi, menyoroti PDI Perjuangan () yang dianggap tidak konsisten.

Haidar menilai, partai berlambang banteng tersebut berada dalam posisi ambigu antara menjadi atau bagian dari koalisi.

“Kalau mau di luar (), harus totalitas di luar. Jangan ngomongnya tapi sikapnya seperti koalisi,” ujar Haidar Alwi pada Selasa (17/12/).

Ia menambahkan, ketidakjelasan ini berpotensi mengganggu mekanisme checks and balances yang seharusnya dijalankan oleh partai .

Sebagai satu-satunya partai yang memilih untuk tidak bergabung dengan , diharapkan menjadi pengawas atas jalannya kekuasaan.

Namun, menurut Haidar, yang terjadi justru sebaliknya. “Bukannya mengawasi rezim yang sedang berkuasa, malah sibuk mengawasi , keluarganya, serta orang-orang dekatnya seperti Jenderal Listyo Sigit ,” katanya.

Haidar juga menyinggung keberadaan sejumlah kader yang masih menduduki posisi strategis di komisaris induk, , dan cucu Badan Milik ().

Ia menilai hal tersebut tidak mencerminkan posisi yang ideal.

“Harus jelas, tegas, dan totalitas. Termasuk menarik semua kader atau simpatisan yang masih bercokol di posisi komisaris. Ngga etis,” tegas Haidar Alwi.

Haidar mengingatkan untuk menyelaraskan pernyataan dengan tindakan di lapangan agar tidak menimbulkan persepsi ambigu di mata .