JakartaInside.Com – Universitas , Chusnul Mar’iyah, Ph.D., meyakini jumlah Aparatur Sipil () yang murni berpotensi tidak netral dalam karena mencari keuntungan jumlahnya tidak banyak hanya 1-2 persen saja.

“Yang banyak itu yang menjadi korban mobilisasi para penguasa di masing-masing,” kata Chusnul dalam acara Menara Talks, KBPII, , Rabu (22/11) siang.

Para penguasa itu, sebut Chusnul, bisa , , walikota atau siapapun yang memiliki kewenangan mengatur jabatan dan penggunaan anggaran di masing-masing .

Demikian juga dengan , , dan BIN, mantan komisioner itu menjelaskan besarnya kemungkinan melakukan abuse of power karena mereka memiliki senjata.

Bahkan, tegas Chusnul, memiliki regulasi yang memungkinkannya melakukan tindakan dengan berbalut terhadap apapun yang dilakukannya.

Karena itu, menurut Chusnul Mar’iyah, berharap , , dan aparat yang lain netral adalah sangat sulit sepanjang penguasanya tidak memiliki moral menjaga election integrity.

“Karena itu yang harusnya diawasi bukan tetapi penguasanya,” tutur Chusnul.

Ia menunjuk abuse of power di . Menurutnya Ketua itu () harusnya mundur begitu menikahi adik agar tidak terjadi Conflict of Interest yang menyeret nama lembaga yang dipimpinnya.

Kawal

Menanggapi persoalan yang dikemukakan Chusnul Mar’iyah itu, Ketua Umum Menara As’ad Nugroho berjanji akan mengerahkan sebanyak-banyaknya demi menjaga agar , baik maupin berjalan dengan transparan, jujur, dan adil.

“Kami akan coba mengawal dengan menerjunkan yang akan menjadi agar berlangsung jujur, adil, dan transparan,” ungkap As’ad.

Ia menyayangkan banyak yang kelepasan dalam proses penyelenggaraan sebagai bagian mewujudkan reformasi karena kurangnya terkait apa-apa yang mesti dikawal.

Namun demikian, As’ad menyebut masih ada sekitar 3 bulanan untuk mewujudkan reformasi melalui penyenggaraan yang jujur, adil dan transparan.***