jakartainside.com –
Jakarta, CNBC Indonesia – Ambisi manusia memulai pembangunan koloni pada luar Bumi mempunyai banyak tantangan selain mengenai transportasi serta logistik. Sebuah startup selama Belanda mencari cara agar manusia bisa saja melahirkan bayi dengan selamat di area luar angkasa.
Egberd Edelbroek mendirikan Spaceborn United, startup yang fokus meneliti lingkungan luar angkasa dengan tujuan memungkinkan “pembuahan” alami kemudian kelahiran bayi di dalam lingkungan dengan gravitasi rendah di area Mars.
Ia menyadari bahwa proses reproduksi manusia yang dimaksud aman di tempat luar angkasa, mulai dari hubungan seksual hingga kelahiran, sangat berat. Namun, ia yakin bisa jadi mewujudkannya pada masa hidupnya.
“Sangat penting Bumi serta umat manusia bisa saja menjadi spesies multi-planet,” kata Edelbroek kepada AFP, dikutipkan Rabu (22/11/2023). “Jika kita ingin mempunyai pemukiman manusia yang dimaksud independen di dalam luar Bumi, kita harus mencari solusi dari hambatan reproduksi.”
Salah satu permasalahan utama pada reproduksi di tempat luar Bumi adalah gravitasi. Tanpa gravitasi, atau dengan level gravitasi yang berbeda, proses pembuahan ovum oleh sperma sulit terjadi.
Untuk mencari solusi dari permasalahan ini, Spaceborn mengembangkan perangkat sejenis IVF, tempat fertilisasi ovum lalu embrio tumbuh. Gadget yang dimaksud “diputar” untuk mereplikasi gravitasi Bumi. Kini, perangkat yang dimaksud mulai digunakan untuk bereksperimen dengan gamete (sel reproduksi) tikus.
“Ini seperti stasiun luar angkasa untuk sel,” kata Aqeel Shamsul, CEO Frontier Space Technologies yang mana bekerja bersatu Spaceborn di eksperimen ini.
Embrio hasil pembuahan dalam luar angkasa kemudian dibekukan, untuk menghentikan sementara proses pertumbuhannya sekaligus untuk melindungi merekan di perjalanan kembali ke Bumi.
“Bakal sejumlah guncangan dan juga getaran, berbagai G-forces. Embrio tiada dapat terlalu terpapar dengan semua ini,” kata Edelbroek.
Rencananya, perangkat juga sel reproduksi tikus, diperkenalkan pada akhir tahun depan ke luar angkasa. Uji coba dengan embrio manusia akan dilaksanakan 5-6 tahun setelahnya.
Pada Agustus 2021, Spaceborn telah mengirim 720 embrio tikus ke stasiun luar angkasa. Eksperimen direncanakan hingga embrio yang dimaksud meningkat ke tahap blastocyst.
Dalam eksperimen tersebut, bahaya dari reproduksi di dalam luar angkasa terbukti. Hanya 23,6 persen dari embrio tikus yang diinkubasi pada luar angkasa sanggup mencapai tahap blastocyst. Hanya 29,5 persen dari embrio yang mana diinkubasi yang selamat.
Di sisi lain, embrio yang tersebut diinkubasi di Bumi punya kesempatan mencapai tahap blastocyst sebesar 61,2 persen.
Artikel Selanjutnya Badai PHK Hantam Startup Pendidikan, Efek Pandemi Berakhir?
Sumber CNBC