DKI Jakarta – Dokter spesialis penyakit di dalam RSUD Kepulauan Seribu dr. Nur Rahma, Sp.PD mengutarakan vaksin malaria hingga ketika ini belum masuk sebagai acara ke Nusantara sehingga belum digunakan sebagai bagian dari upaya pencegahan penyakit itu di dalam negara ini.
"Mudah-mudahan nanti di waktu ke depan kalau vaksin telah masuk Indonesia, telah jadi program, ini akan sangat membantu untuk pencegahan malaria khususnya anak–anak," kata Nur Rahma pada "talkshow" secara daring dalam Jakarta, Senin.
Dia mengemukakan vaksin malaria yang dimaksud telah tersedia yakni RTS, S dan juga Organisasi Bidang Kesehatan Planet (WHO) sudah merekomendasikan vaksin ini sejak 2021 untuk anak–anak.
Kemudian, berbicara upaya mengurangi terkena malaria khususnya bagi mereka itu yang mana bepergian ke wilayah endemis malaria, Nur Rahma menyarankan merekan menggunakan losion antinyamuk.
"Kalau di wilayah endemis, pada waktu sore menjauhi waktu malam sudah ada pakai losion anti-nyamuk. Gunakan kelambu berinsektisida, untuk menghambat nyamuk masuk ke area tidur," kata dia.
Selain itu, disarankan bukan menggantung pakaian habis pakai di dalam balik pintu atau dekat tempat tidur, akibat bisa jadi berubah menjadi sarang nyamuk anopheles.
Nur Rahma kemudian mengungkapkan upaya pencegahan lainnya dari malaria salah satunya menyiapkan kondisi keseimbangan yang dimaksud optimal, dengan konsumsi makanan bergizi khususnya buah lalu sayur, makan teratur juga cukup tidur.
Semua ini, imbuh dia, berperan penting di menyimpan daya tubuh kekal kuat.
Sementara itu, Kementerian Kesejahteraan memiliki target eliminasi malaria sepenuhnya pada tahun 2030. Pencapaian eliminasi ini diwujudkan secara bertahap dan juga tahapan eliminasi malaria yaitu tingkat kabupaten/kota, provinsi, regional dan juga nasional.
Salah satu strategi yang mana dilaksanakan pemerintah pusat adalah mengupayakan komitmen pemerintah daerah, khususnya pada wilayah endemis membesar pada hal pengendalian malaria.
Selain itu, dibutuhkan juga dukungan berpartisipasi dari segenap pemangku kepentingan dan juga masyarakat lokal sendiri untuk turut berkontribusi secara signifikan di pencegahan malaria kemudian mempertahankan status bebas malaria bagi daerah–daerah yang tersebut telah mencapai status eliminasi malaria.
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, persoalan hukum malaria pada 2023 banyaknya 418.546 perkara atau merosot dibandingkan 2022 yaitu 443.530 kasus.
Lalu, dari jumlah keseluruhan tindakan hukum ini, berjumlah 369.119 pada antaranya ditemukan dalam Papua, Papua Tengah, Papua Selatan kemudian Papua Pegunungan.
Sementara itu, lima provinsi tercatat dianggap berhasil menanggulangi parasit plasmodium yang dibawa oleh nyamuk anopheles betina penggerak malaria yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur lalu Bali.
Artikel ini disadur dari Vaksin malaria belum masuk program di Indonesia