– Mantan Ketua Umum (), Ihza Mahendra, menjadi sorotan jelang Muktamar VI yang digelar pada 13-15 Januari di . diduga memanfaatkan posisinya sebagai pejabat pemerintah untuk mendukung keponakannya, Gugum Putra, dalam pencalonan Ketua Umum periode -2030.

Dugaan ini mencuat setelah munculnya sejumlah baliho dan spanduk yang mendukung Gugum di sekitar muktamar.
Pesan dalam atribut tersebut menyoroti di tubuh partai.

Beberapa warga setempat yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan kekhawatiran atas potensi campur tangan dalam proses pemilihan internal partai.

Tindakan juga dianggap mengingat posisinya sebagai penasihat pemerintah di bawah dan sebagai Koordinasi Kumham Imipas RI.
Para pengamat menilai dukungan terhadap Gugum ini dapat memperkuat kesan bahwa memanfaatkan pengaruhnya untuk mendukung dalam mengendalikan .

Hingga saat ini, belum memberikan tanggapan resmi. Namun, sejumlah pendukungnya membela langkah ini sebagai bagian dari upaya yang telah lama didorong untuk memperkuat partai.

Muktamar VI kali ini diwarnai persaingan ketat antara Gugum dan Afriansyah Noor, mantan Sekretaris Jenderal . Afriansyah, yang telah berkiprah di selama 24 tahun, mendapat dukungan dari beberapa Dewan Pimpinan (DPW) seperti NTB, , dan .

Afriansyah menekankan pentingnya proses pemilihan yang transparan. “Kami ingin memastikan bahwa partai ini tetap menjadi milik seluruh kader, bukan dimonopoli oleh atau golongan tertentu,” ujarnya.

Muktamar ini menjadi momentum penting bagi masa depan , terutama menjelang persiapan menghadapi 2029. kini menantikan apakah isu nepotisme yang mencuat akan memengaruhi hasil pemilihan Ketua Umum.