JakartaInsideCom – Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) DKI Jakarta, Syafrin Liputo, memastikan bahwa layanan Transjakarta tidak akan dihapus setelah MRT Fase 2A rampung.
Menurutnya, layanan Transjakarta akan tetap ada, meskipun ada penyesuaian rute untuk mendukung efisiensi dan integrasi transportasi publik di Jakarta.
“Ini tidak berarti layanan dihentikan. Rute Transjakarta akan diarahkan ulang agar lebih optimal,” jelas Syafrin dalam siaran pers Pemprov DKI Jakarta, Sabtu (21/12).
Penyesuaian untuk Efisiensi dan Integrasi
Pembangunan MRT Fase 2A, yang ditargetkan selesai pada 2029, mencakup rute dari Lebak Bulus hingga Kota.
Syafrin menegaskan bahwa layanan Transjakarta yang sepenuhnya berhimpitan dengan jalur MRT, seperti Koridor 1 Blok M-Kota, akan disesuaikan melalui rerouting.
Hal ini dilakukan sebagai bagian dari upaya Pemprov DKI untuk mengelola subsidi transportasi publik secara efisien, termasuk Dana Public Service Obligation (PSO).
Penyesuaian rute ini bertujuan untuk meningkatkan integrasi layanan tanpa menghilangkan peran Transjakarta.
“Prinsipnya, Transjakarta akan menjadi pelengkap transportasi rel, bukan digantikan. Rute seperti di Bundaran HI tetap akan dimanfaatkan dengan pola integrasi, misalnya untuk menghubungkan kawasan seperti Semanggi, Kebon Sirih, hingga Tanah Abang,” ujar Syafrin.
Transjakarta Tetap Jadi Feeder Utama
Syafrin juga menekankan bahwa Transjakarta tetap memiliki peran penting sebagai penghubung atau feeder bagi transportasi berbasis rel, seperti MRT dan LRT.
Kebijakan ini sesuai dengan strategi Pemprov DKI Jakarta yang menjadikan moda rel sebagai tulang punggung transportasi massal.
“Kami pastikan tidak ada fasilitas yang menjadi mubazir. Semua rute dan halte Transjakarta akan tetap dimanfaatkan secara optimal untuk mendukung mobilitas warga Jakarta,” tambahnya.