adalah salah satu terkaya di dunia, namun kondisi perekonomian rakyat masih jauh dari sejahtera.

Seharusnya, tidak ada kemiskinan di negeri ini. Sayangnya, kenyataan berkata lain akibat distorsi dan kebocoran dalam tata kelola yang berlangsung bertahun-tahun.

Kesenjangan sosial dan semakin melebar, sementara keadilan sosial semakin meredup.

Prabowo memahami kondisi ini dengan baik dan bertekad untuk mengatasinya. Salah satu langkah strategisnya adalah menerbitkan Instruksi (Inpres) RI No. 1/ tentang Efisiensi sebesar Rp 306 triliun.

“Distorsi dan kebocoran telah menggurita dan semakin hari semakin besar. Bahkan, migas dan () diduga mengalami kebocoran hingga 50-60% serta tidak tepat sasaran. Demikian pula dengan di sektor lainnya, mulai dari pemerintah pusat hingga tingkat desa dan kelurahan. Dari total Anggaran Pendapatan dan (APBN) 2025 sebesar Rp 3.600 triliun, melalui Inpres No. 1/2025, efisiensi dilakukan sebesar Rp 306 triliun,” tegas Kawulo Alit (), dr , M. Biomed, dalam pernyataannya di Jakarta, Jumat (14/2/2025).

Menurutnya, kebijakan ini adalah terobosan besar, berani, dan tegas, yang bertujuan untuk menghapus kemiskinan di melalui tata kelola yang bersih.

“Syok terapi ini merupakan langkah strategis untuk menutup kebocoran dan mengalokasikannya demi kesejahteraan rakyat. Saya yakin Prabowo memiliki keberanian untuk mengambil risiko demi mewujudkan yang adil, makmur, dan bahkan menjadi adidaya,” tambah dr , seorang ahli kekebalan tubuh yang telah 13 tahun mendampingi kawulo alit, kaki lima (PKL), dan .

Reaksi dan Implementasi Inpres No. 1/2025

Kebijakan efisiensi ini menimbulkan beragam reaksi. Menurut dr , pihak yang menolak atau tidak menerima kebijakan ini tentu bukan berasal dari kalangan rakyat kecil, melainkan dari mereka yang selama ini diuntungkan oleh kebocoran .

Namun, perlu dipahami bahwa kebijakan ini dibuat murni untuk kepentingan rakyat kecil, agar mereka dapat menikmati kesejahteraan secara adil dan merata.

“Kebijakan ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap rupiah dari APBN benar-benar digunakan untuk kepentingan rakyat. Selain itu, langkah ini menjadi fondasi utama dalam upaya Prabowo untuk melipatgandakan penerimaan , sehingga target pertumbuhan sebesar 8% dapat tercapai menuju Maju 2045,” pungkas dr , yang juga menjabat sebagai Pembantu Rektor Universitas Darul Ulum (Undar) Jombang, , serta Ketua Umum Asosiasi Kaki Lima .

Dengan langkah strategis ini, diharapkan dapat menuju tata kelola pemerintahan yang lebih bersih, meningkatkan kesejahteraan rakyat, serta mencapai visi besar sebagai maju pada tahun 2045.