JakartaInsideCom – Kehutanan (), Antoni, mendapat kritik tajam terkait dugaan nepotisme setelah memasukkan 11 kader Partai () dalam struktur Operation Management Office (OMO) Forestry and Other Land Use (FOLU) Net Sink 2030.

Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie, menilai, langkah tersebut sebagai bentuk nepotisme dan kolusi yang mencoreng nama Subianto.

Pasalnya, pengangkatan ini tertuang dalam Keputusan (SK) Kehutanan, yang ditandatangani langsung oleh .

“Saya kira ini adalah salah satu nepotisme terbesar di Kementerian Kehutanan. Keputusan ini bisa mencoreng nama ,” ujar Jerry di , Selasa (11/3/).

Jerry juga menyindir, Kementerian Kehutanan seakan berubah menjadi “Kementerian ,” mengingat dominasi kader dalam struktur .

Lebih lanjut, ia menilai gagal memahami arahan dan visi-misi , terutama terkait profesionalisme dalam .

“Sepertinya retret di Magelang selama 10 hari tidak disimak oleh ,” sindirnya.

Menanggapi kontroversi ini, Antoni tidak membantah adanya 11 kader PSI dalam struktur .

Dalam SK Kehutanan No. 32 tanggal 31 Januari , revisi struktur ini disebut sebagai penyempurnaan dari struktur sebelumnya.

Beberapa kader PSI yang masuk dalam struktur ini antara lain:

– Andy Budiman – Dewan Penasehat
– Kokok Dirgantoro – Anggota Bidang Pengelolaan Lestari
– Endika Fitra Wijaya – Staf Kesekretariatan Bidang Pengelolaan Lestari
– Sigit Widodo – Anggota Bidang Peningkatan Cadangan Karbon

menegaskan bahwa tidak menggunakan , melainkan didanai oleh donor dan mitra.

“Pembiayaan OMO ini sama seperti sebelumnya, berasal dari pendanaan donor dan mitra , bukan dari ,” jelasnya dalam keterangan tertulis pada Kamis (6/3/).

Adapun bulanan pengelola bervariasi, dengan rentang Rp 8 juta hingga Rp 50 juta.

Polemik ini masih menjadi sorotan , terutama terkait etika dan profesionalisme dalam .