JakartaInsideCom — Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) mengadakan seminar daring bertajuk “Sebuah Refleksi 18 Tahun AIMI Terkait Kebijakan Perlindungan Menyusui di Indonesia”. Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka memperingati 18 tahun kiprah AIMI dalam memperjuangkan hak-hak ibu menyusui di tanah air.
Seminar ini menghadirkan tiga narasumber yang memiliki rekam jejak kuat di isu perlindungan ibu menyusui, yaitu Irma Hidayana, Ph.D., Mia Sutanto, dan Lianita Prawindarti.
Para narasumber memaparkan berbagai capaian dan tantangan dalam upaya perlindungan hak menyusui di Indonesia. Salah satunya adalah angka ASI eksklusif yang masih di bawah target nasional.
Kemenkes RI mencatat, angka ASI eksklusif menurun dari 64,5% pada 2018 menjadi 52,5% di 2021, meskipun naik menjadi 68,6% pada 2023, namun masih jauh dari target 80%.
Seminar digelar secara daring pada 21 April 2025, diikuti oleh para aktivis, tenaga kesehatan, dan masyarakat umum dari berbagai daerah.
Menyusui bukan hanya hak ibu dan anak, tapi juga menyangkut kesehatan generasi bangsa. ASI eksklusif terbukti meningkatkan ketahanan tubuh bayi, mencegah penyakit, serta membangun ikatan emosional ibu dan anak.
Indonesia masih dihadapkan pada tantangan besar seperti minimnya dukungan di tempat kerja, maraknya promosi susu formula yang tidak etis, dan kurangnya akses informasi yang benar soal ASI. WHO juga mencatat penurunan pemberian ASI di jam pertama kelahiran, dari 58,2% (2018) menjadi 48,6% (2021).
Apa rekomendasi AIMI? AIMI mendorong:
1. Penguatan implementasi kebijakan ASI eksklusif dan cuti melahirkan 6 bulan sesuai UU KIA 2024.
2. Penyediaan ruang laktasi di tempat kerja dan fasilitas umum.
3. Peningkatan kompetensi tenaga kesehatan tentang manajemen laktasi.
4. Kampanye edukasi publik yang lebih masif terkait pentingnya ASI dan pelanggaran kode pemasaran susu formula.
Nia Umar, Ketua Umum AIMI, menegaskan pentingnya kerja sama berbagai pihak. “Keberhasilan menyusui adalah upaya bersama antara keluarga, tenaga kesehatan, pemerintah, dan sektor swasta,” ujarnya.
AIMI Gelar Seminar Refleksi 18 Tahun Perjuangkan Hak Menyusui di Indonesia
