JakartaInsideCom – Kompos merupakan bagian penting dalam pertanian dan pengelolaan lingkungan, berfungsi sebagai pupuk yang dapat meningkatkan kesuburan tanah.
Dalam konteks ini, kompos dibedakan menjadi dua kategori utama: kompos organik dan kompos anorganik.
Artikel ini akan membahas pengertian, contoh, dan fungsi dari kedua jenis kompos tersebut, serta bagaimana keduanya berkontribusi terhadap keberlanjutan pertanian dan kesehatan lingkungan.
1. Pengertian Kompos Organik
Kompos organik adalah hasil penguraian bahan-bahan organik yang telah mengalami proses dekomposisi oleh mikroorganisme.
Bahan-bahan ini biasanya berasal dari sisa-sisa tanaman, kotoran hewan, dan limbah organik lainnya.
Proses ini terjadi dalam kondisi yang lembap dan kaya oksigen, sehingga menghasilkan materi yang kaya akan nutrisi.
Contoh Kompos Organik
- Sisa Sayuran: Kulit sayuran, sisa makanan, dan daun-daunan.
- Kotoran Hewan: Kotoran sapi, kambing, atau ayam yang telah terfermentasi.
- Bahan Taman: Rumput yang dipotong, dahan kecil, dan bunga yang layu.
Fungsi Kompos Organik
- Meningkatkan Kesuburan Tanah: Kompos organik memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kapasitas retensi air, dan menyediakan nutrisi bagi tanaman.
- Mendukung Kehidupan Mikroorganisme Tanah: Memperkuat ekosistem tanah dengan menyediakan habitat bagi mikroba yang bermanfaat.
- Mengurangi Limbah: Mengolah limbah organik menjadi pupuk yang berguna mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir.