JakartaInsideCom – Untuk mengendarai skuter matic, memang terkesan lebih mudah dibandingkan dengan sepeda motor bertransmisi manual seperti sepeda motor bergenre sport ataupun sepeda motor bertransmisi semi motor bertransmisi semi otomatis seperti motor bebek.
Tetapi mekanisme kerja sistem transmisi otomatis yang ada pada skuter matic tidak sesederhana mengendarainya.
Sistem transmisi otomatis pada skuter matic adalah sistem transmisi CVT yang merupakan kepanjangan dari Continously Variable Transmision. Seperti apa cara kerja transmisi CVT pada skuter matic? Berikut adalah penjelasannya!
Mekanisme pada Transmisi CVT
Sistem transmisi CVT, tidak hanya digunakan pada skuter matic saja, Sistem transmisi ini juga dipakai oleh mobil, ATV, UTV, dan Snowmobile.
Transmisi CVT mempunyai 2 pulley yang terhubung oleh sabuk (belt).
Pulley pertama adalah pulley yang digerakan langsung oleh mesin. Pulley ini dinamakan drive pulley atau pulley primer. Pulley kedua adalah pulley yang yang tidak digerakan langsung oleh mesin, melainkan bisa bergerak karena menerima puraean dari pulley primer yang kemudian disalurkan oleh belt. Pulley ini dinamakan driven pulley atau pulley sekunder.
Pada transmisi CVT yang ada di skuter matic, belt dapat bergerak naik turun. Selain itu, pulley pada CVT adalah 2 buah kerucut, di mana ada 1 buah kerucut yang bisa bergeser kanan kiri (sliding sheave) dan yang lainnya adalah yang tidak bergerak (fixed sheave).
Pergerakan pada sliding sheave ini membuat belt pada CVT bergerak naik turun. Karena pergerakan naik turun ini, maka diameter permukaan belt yang mengikat pulley , baik pulley primer maupun sekunder dapat berubah ubah.
Karena perubahan diameter ini maka akan menciptakan rasio sama seperti sistem transmisi manual pada motor sport ataupun sistem transmisi semi otomatis pada motor bebek yang juga mempunyai rasio.
Tetapi berbeda dengan sistem transmisi manual ataupun sistem transmisi semi otomatis, pada transmisi CVT, perubahan rasio terjadi secara otomatis sesuai putaran mesin (yang dihitung dengan satuan RPM). Sedangkan pada transmisi manual ataupun semi otomatis, perubahan rasio tergantung pada keinginan pengendara.
Selain itu, jumlah rasio pada sistem transmisi manual ataupun semi otomatis tergantung pada jumlah gigi pada sistem transmisi tersebut. Apabila transmisi manual tersebut memiliki 6 gigi, maka hanya ada 6 rasio.
Sedangkan pada sistem CVT maka perubahan rasio berjumlah tidak terhingga, karena pada sistem transmisi CVT, tidak ada gigi, melainkan 2 pulley yang dihubungkan oleh belt.
Berikut adalah cara kerja perpindahan rasio pada transmisi CVT yang berdasarkan putaran mesin:
- Pada saat RPM rendah:
Pada saat RPM rendah, diameter permukaan belt pada pulley primer berukuran lebih kecil dibandingkan dengan diameter permukaan belt pada pulley sekunder.
Kondisi ini, mirip dengan keadaan ketika kendaraan bertransmisi manual berada pada gigi rendah. Bisa dibayangkan seperti saat kendaraan bertransmisi manual ada di posisi gigi 1 atau gigi 2 apabila kendaraan tersebut memiliki transmisi manual 4 percepatan.
- Pada saat RPM menengah:
Pada saat RPM menengah, diameter permukaan belt pada pulley primer mempunyai ukuran yang sama dengan diameter permukaan belt pada pulley sekunder. Hal ini sama seperti kendaraan bertransmisi manual berada pada gigi 3 apabila kendaraan tersebut memakai transmisi manual 4 percepatan.
- Pada saat RPM tinggi:
Pada saat RPM tinggi, diameter permukaan belt pada pulley primer mempunyai ukuran yang lebih besar daripada diameter permukaan belt pada pulley sekunder. Hal ini sama seperti kendaraan bertransmisi manual berada di gigi 4 apabila kendaraan tersebut memakai transmisi manual 4 percepatan.
Penjelasan Cara Kerja Beberapa Komponen CVT pada Skuter Matic
Berikut adalah penjelasan dari cara kerja beberapa komponen pada CVT di skuter matic agar dapat memberikan penjelasan yang lebih detail tentang mekanisme CVT pada skuter matic.
- Roller
Roller adalah salah satu komponen penting pada sistem transmisi CVT di skuter matic. Berkat komponen roller ini lah yang membuat sliding sheave pada pulley primer dapat bergerak kanan kiri yang mengakibatkan belt bisa bergerak naik turun sehingga membuat perubahan rasio pada transmisi CVT.
Roller berada pada rumah roller yang juga disebut sebagai sliding sheave pada pulley primer. Pada rumah roller ini, terdapat jalur roller yang mengakibatkan roller bergerak naik turun.
Pergerakan roller ini diakibatkan oleh gaya sentrifugal. Karena roller mempunyai berat, maka pada saat RPM mesin meningkat, maka roller akan terlempar naik.Pergerakan ini menyebabkan sliding sheave pada pulley primer bergerak ke kiri dan mengakibatkan belt bergerak naik sehingga diameter permukaan belt pada pulley primer membesar.
Begitupun sebaliknya, ketika RPM mesin menurun, maka roller akan bergerak turun, sehingga sliding sheave akan bergerak ke kanan dan membuat diameter permukaan belt pada pulley primer mengecil.
- Primary sliding sheave (rumah roller)
Sliding sheave yang bergerak kanan kiri pada pulley primer. Pergerakan ini menyebabkan perubahan diameter permukaan belt pada pulley primer seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.
- Primary fixed sheave
Komponen pada pulley primer, yang tidak bergerak. Komponen ini berbentuk kerucut dan terletak bersebelahan dengan rumah roller.
- Per CVT
Per CVT terletak pada pulley sekunder. Fungsi per ini ialah untuk membalikan posisi secondary sliding sheave ketika putaran RPM menurun sehingga diameter permukaan belt pada pulley sekunder membesar.
- Secondary sliding sheave
Sliding sheave pada pulley sekunder yang bisa bergerak ke kanan atau ke kiri.
- Secondary fixed sheave
Fixed sheave pada pulley sekunder. Letaknya, bersebelahan dengan secondary sliding sheave.
- Torque cam
Torque cam berfungsi ketika skuter matic bertemu dengan tanjakan curam, maka torque cam lah yang membuat torsi skuter matic sesuai dengan medan tersebut. Dapat dibayangkan, apabila di kendaraan bertransmisi manual kalau bertemu dengan medan tanjakan, maka pengendara harus mengoper gigi di gigi rendah agar mendapatkan torsi yang sesuai.
Hal ini lah yang dilakukan oleh torque cam, tetapi bedanya torque cam dapat melakukannya secara otomatis.
Letak torque cam ini berada di secondary sliding sheave.
- Kopling sentrifugal (kampas ganda)
Kopling sentrifugal atau kampas ganda berfungsi seperti kopling pada kendaraan bertransmisi manual, yaitu memutuskan atau menyambungkan daya dari mesin ke roda. Selain pada transmisi CVT, komponen ini juga ada di sistem transmisi semi otomatis yang dapat ditemui di motor bebek.
Berikut adalah komponen komponen pada kampas ganda:
A. Sepatu kopling
B. Per sentrifugal
C. Rumah kampas ganda.
Cara kerja kampas ganda adalah ketika idle, maka sepatu kopling tidak menempel pada rumah kampas ganda sehingga roda bisa diam saat idle. Ini dikarenakan rumah kampas ganda terhubung dengan as gearbox dan langsung terhubung dengan roda.
Tetapi ketika RPM mesin mulai naik, maka sepatu kopling akan menempel pada rumah kampas ganda sehingga roda bisa bergerak.
Untuk membalikan posisi dari posisi akselerasi ke idle, maka itu adalah tugas dari per sentrifugal.