JakartaInsideCom – Mobil dengan transmisi otomatis menawarkan kenyamanan dan kemudahan berkendara, terutama di daerah macet.
Salah satu jenisnya adalah transmisi otomatis konvensional yang bekerja dengan sistem hidrolik.
Ditemukan oleh Alfred Horner Munro pada tahun 1923, sistem ini berkembang dari transmisi manual menjadi otomatis tanpa perlu perpindahan gigi secara manual.
Komponen utama sistem transmisi otomatis konvensional:
- Torque Converter – Berfungsi seperti kopling pada transmisi manual, menghubungkan mesin ke transmisi dengan cairan ATF.
- Sistem Planetary Gear – Mengatur rasio percepatan dengan tiga komponen utama: Sun Gear, Planet Gear, dan Ring Gear.
- Clutch Pack & Band Brake – Mengontrol pergerakan sistem planetary gear untuk menentukan rasio gigi.
- Hydraulic Control Unit – Mengatur tekanan hidrolik untuk mengontrol kerja Clutch Pack dan Band Brake, serta mendukung pendinginan dan pelumasan.
Cara Kerja Transmisi Otomatis Konvensional:
Overdrive (OD): Memungkinkan menonaktifkan penggunaan gigi tertinggi untuk mendapatkan torsi dan tenaga mesin yang besar..
Posisi P (Parkir): Semua gear bebas bergerak, tetapi roda terkunci oleh Parking Pawl.
Posisi N (Netral): Gear tidak terhubung dengan poros output, memungkinkan mesin tetap hidup tanpa menggerakkan kendaraan.
Posisi R (Mundur): Clutch Pack atau Band Brake mengatur Planetary Carrier untuk rotasi terbalik.
Posisi D (Drive): Transmisi otomatis memindahkan gigi secara bertahap sesuai dengan kebutuhan.
D1/L (Low) dan D2/D3: Membatasi perpindahan gigi hingga gigi tertentu.
Untuk mengetahui lebih jelas tentang cara kerja transmisi otomatis konvensional, silahkan baca artikel ini.