JakartaInsideCom – Industri kelapa sawit Indonesia terus menunjukkan daya saing global yang impresif.
Sepanjang 2023, kontribusi ekspor non-migas dari sektor ini mencatat angka fantastis sebesar Rp 450 triliun, setara dengan 11,6% dari total ekspor nasional.
Tidak hanya menjadi tulang punggung devisa negara, kelapa sawit juga menyerap lebih dari 17 juta tenaga kerja langsung dan tidak langsung.
Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika, dalam Seminar Outlook Industri Sawit Indonesia di Jakarta (20/11), menyampaikan bahwa keberhasilan ini tidak terlepas dari program hilirisasi yang terus dikembangkan.
“Pencapaian hilirisasi industri sawit terlihat pada peningkatan ragam produk hilir dan rasio ekspor bahan baku terhadap produk hilirnya,” ungkap Putu.
Hilirisasi juga mendorong pertumbuhan kawasan industri berbasis kelapa sawit di luar Jawa.
Beberapa pusat baru telah berkembang di Dumai (Riau), Sei Mangkei (Sumatera Utara), Tarjun (Kalimantan Selatan), Kotawaringin Barat (Kalimantan Tengah), dan Balikpapan (Kalimantan Timur).
Langkah ini tidak hanya mendukung pertumbuhan ekonomi daerah, tetapi juga menciptakan ekosistem industri yang berkelanjutan.
Meski begitu, tantangan masih membayangi. Perubahan iklim, produktivitas yang menurun akibat penyakit tanaman, serta banyaknya perkebunan tua yang membutuhkan replanting menjadi perhatian utama.
Selain itu, emisi karbon dari kegiatan usaha perkelapasawitan juga perlu ditekan untuk memenuhi standar keberlanjutan global.
Untuk menjawab tantangan tersebut, inovasi teknologi seperti SPPOT (Steamless-POMELess Palm Oil Technology) diperkenalkan.
Teknologi ini mampu menghasilkan minyak sawit mentah bernutrisi tinggi, lebih hemat energi, rendah emisi karbon, dan minim limbah cair.
“Ini adalah langkah penting menuju produksi yang efisien dan ramah lingkungan,” kata Putu.
Dengan capaian dan tantangan yang ada, industri kelapa sawit Indonesia berada di persimpangan penting.
Berinvestasi pada keberlanjutan dan inovasi teknologi adalah kunci agar sektor ini tidak hanya mendukung perekonomian nasional, tetapi juga berkontribusi dalam menjaga keseimbangan ekosistem global.