– Inisiator Gerakan Nurani (), Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid, menyoroti upaya politisasi terhadap Proyek Strategis () Ekowisata Tropical Coastland yang diduga bertujuan untuk merusak kepercayaan investor terhadap Subianto.

“Dalam skema Public-Private Partnership (), pihak swasta yang ingin berinvestasi diteriaki sebagai perampok rakyat. Padahal, Ekowisata Tropical Coastland adalah milik ,” ujar Habib Syakur dalam keterangannya kepada , Minggu (19/1/).

Ia menegaskan bahwa propaganda negatif terhadap ini diarahkan untuk melemahkan kepercayaan terhadap saat ini. “Saat era , kelompok-kelompok ini diam saja jika dianggap tidak bermanfaat bagi .

Namun kini, gerakan politisasi ini muncul untuk menjatuhkan kredibilitas ,” ujarnya.

Habib Syakur meminta bertindak tegas terhadap pelaku gerakan ini. “Propaganda semacam ini bertentangan dengan visi untuk melibatkan sektor swasta dalam , sebagaimana disampaikan dalam forum Kamar Dagang dan Indonesia (KADIN).”

Ia juga meluruskan kesalahpahaman yang disebarkan tentang proyek Ekowisata Tropical Coastland.
“Proyek ini digarap dengan skema KPBU ( Sama dan Badan ), bukan bagian dari pengembangan properti yang dikelola oleh PT Agung Sedayu Group,” tegasnya.

Menurut Habib Syakur, skema KPBU memiliki berbagai , termasuk:

1. Anggaran: Mengurangi tekanan pada dan APBD dengan pembiayaan yang dibagi antara dan swasta.

2. Peningkatan Kualitas : Keterlibatan swasta mendorong dan .

3. Akuntabilitas Tinggi: Proyek diawasi oleh banyak pemangku kepentingan, termasuk penyedia dana dan badan .


“Skema ini juga menciptakan penganggaran yang lebih baik dengan mengurangi tidak terduga, termasuk cost overrun dan time overrun,” jelasnya.

Habib Syakur menilai bahwa propaganda negatif terhadap Ekowisata Tropical Coastland bertujuan untuk merusak kepercayaan investor. “Gerakan ini patut diduga ingin menciptakan ketidakstabilan di era ,” pungkasnya.