jakartainside.com –
Jakarta – Nyamuk hasil rekayasa, Wolbachia, mulai dilepas di tempat lima wilayah Indonesia. Dalam keterangan resmi pada laman Seimbang Negeriku, dijelaskan lima wilayah yang digunakan masuk di pilot project adalah Semarang, Ibukota Barat, Bandung, Kupang lalu Bontang.
Uji coba penyebaran nyamuk ini dilaksanakan untuk mengurangi penyebaran demam berdarah.
Nyamuk hasil uji coba lab itu disebut mampu melumpuhkan virus dengue yang mana ada pada nyamuk aedes aegypti. Dengan begitu diharapkan tak menularkan penyakit lagi ke di tubuh manusia.
Tapi kemungkinan besar tak sejumlah yang mana tahu, ada ilmuwan Indonesia di tempat balik penelitian nyamuk Wolbachia. Dia adalah Prof. dr. Adi Utarini, pengajar juga peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM).
Adi Utarini pernah dinobatkan sebagai salah satu dari 100 orang paling berpengaruh di dalam dunia versi TIME di area tahun 2021. Namanya berkibar mengharumkan Indonesia berkat penelitiannya tentang nyamuk.
Utarini yang digunakan bekerja sebanding dengan peneliti World Mosquito Proyek dianggap berjasa di menekan perkembangan demam berdarah pada Yogyakarta.
Bahkan pebisnis sekaligus filantropis Melinda Gates mengagumi sosoknya. Melinda menyampaikan kekagumannya secara khusus lewat sebuah postingan di area akun Instagram pribadinya @melindafrenchgates. Dalam postingan tersebut, Melinda membanggakan Adi Utarini.
“Saya tak pernah berpikir saya akan senang dengan gigitan nyamuk. Lalu saya bertemu dengan Dr. Adi Utarini,” tulis mantan istri Bill Gates itu pada postingan Instagram.
“Dalam sebuah eksperimen terobosan, ia membuktikan bahwa menginokulasi nyamuk dengan bakteri yang tersebut disebut Wolbachia dapat membantu menurunkan tingkat demam berdarah yang mana mematikan dengan menghindari merekan menularkan penyakit tersebut,” lanjutnya.
Dalam wawancara dengan detikNews, dikutipkan Kamis (23/11), Adi Utarini menjelaskan penelitiannya. Mereka melakukan inokulasi nyamuk dengan Wolbachia. Bakteri ini tak berbahaya bagi manusia, tapi mampu menghasilkan nyamuk bukan menularkan demam berdarah dari gigitannya.
Teknologi Wolbachia ini telah lama melalui uji efikasi lalu selesai pada Agustus 2020. Bersama timnya, Adi Utarini kemudian mengimplementasikan teknologi ini dalam Kota Sleman melalui acara Si Wolly Nyaman.
“Setelah hasil uji efikasi Wolbachia selesai pada Agustus 2020, pada waktu ini kami fokus di implementasi teknologi Wolbachia di dalam Kota Sleman melalui acara Si Wolly Nyaman, Wolbachia-Nyamuk Aman Cegah DBD di tempat Sleman. Dalam inisiatif ini kami bekerja sejenis dengan Pemkab Sleman melalui Dinas Kesejahteraan Sleman,” jelasnya.
Studi ini menjadi terobosan bagi organisasi yang dimaksud ia bantu. Adi Utarini menjadi yang mana pertama membuktikan teknik ini berhasil menurunkan tingkat penyakit di area lingkungan masyarakat. Bersama regu WMP Yogyakarta, Adi Utarini berhasil menurunkan persoalan hukum demam berdarah di dalam Perkotaan Yogyakarta sebesar 77%.
Sebelumnya, Adi Utarini juga sempat didapuk Komunitas jurnal penelitian Nature Research sebagai 10 orang yang digunakan dianggap paling berpengaruh di pengembangan ilmu pengetahuan di tempat tahun 2020.
Artikel Selanjutnya Bill Gates Punya 6 Ramalan Ngeri Tentang Nasib Umat Manusia
Sumber CNBC