JakartaInsideCom – Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK), Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid, menilai aksi-aksi demonstrasi yang mendiskreditkan Direktur Utama (Dirut) dan korporasi Bank BNI patut diduga dibiayai oleh kelompok-kelompok yang mengusung agenda tertentu. Hal ini disampaikan Habib Syakur kepada wartawan, Jumat (17/1/2025).
“Belum lagi isu SARA yang dihembuskan, seperti tudingan adanya kristenisasi di Bank BNI. Itu sangat tidak benar dan tidak mendasar, mengingat Dirut Bank BNI adalah sahabat baik saya,” ujar Habib Syakur.
Ia juga menjelaskan bahwa anak dari Dirut BNI menikah dengan seorang muslim dan menjadi mualaf, menegaskan bahwa isu-isu tersebut hanya upaya untuk merusak citra pribadi maupun korporasi.
Terkait tuduhan kredit macet senilai Rp 600 miliar yang diarahkan kepada Dirut BNI, Habib Syakur menegaskan hal itu juga tidak berdasar. “Prosedur di Bank BNI sangat ketat dan sesuai peraturan perundang-undangan.
Prosedur ini memastikan kredit yang disalurkan aman dan tidak berisiko macet.
Selain itu, setiap kredit pasti ada agunannya yang nilainya lebih besar dari jumlah kredit,” ungkapnya.
Sebagai perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terbuka, Bank BNI memiliki kewajiban untuk menjaga transparansi dan kredibilitas dalam setiap laporan keuangan. Hal ini tercermin dari kinerja keuangan BNI yang kuat sepanjang tahun 2024.
Habib Syakur menyoroti beberapa capaian positif Bank BNI sebagai berikut:
1. Penyaluran Kredit
Hingga November 2024, BNI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp 739,54 triliun, tumbuh 10,96% secara tahunan.
2. Pendapatan Operasional
Pada kuartal III 2024, pendapatan operasional sebelum pencadangan (PPOP) mencapai Rp 8,8 triliun.
3. Laba Bersih
Laba bersih per November 2024 mencapai Rp 19,81 triliun, naik 4,04% secara tahunan.
4. Dana Pihak Ketiga (DPK)
Penghimpunan DPK mencapai Rp 783,78 triliun, tumbuh 6,99% secara tahunan.
5. Dana Murah (CASA)
CASA BNI mencapai Rp 559,35 triliun, tumbuh 11,08% secara tahunan.
6. Pendapatan dan Beban Bunga
Pendapatan bunga: Rp 58,80 triliun, naik 5,28% secara tahunan.
Beban bunga: Rp 23,19 triliun, meningkat 23,30% secara tahunan. Capaian tersebut menunjukkan bahwa Bank BNI tetap mampu menjaga pertumbuhan positif di tengah berbagai tantangan.
“Upaya untuk mendiskreditkan Dirut dan korporasi Bank BNI harus dihentikan. Mari kita fokus pada fakta dan data untuk menjaga kredibilitas institusi ini,” tegas Habib Syakur.