JakartaInsideCom – Konflik antara Israel dan Lebanon telah berlangsung selama beberapa dekade, dengan berbagai eskalasi yang terjadi dari waktu ke waktu. Serangan terbaru Israel terhadap Lebanon dipicu oleh beberapa faktor yang kompleks dan saling terkait.
Pertama, ketegangan antara Israel dan Hizbullah, kelompok militan yang berbasis di Lebanon, telah meningkat secara signifikan. Hizbullah, yang didukung oleh Iran, sering kali terlibat dalam serangan lintas perbatasan terhadap Israel. Israel mengklaim bahwa serangan mereka adalah tindakan defensif untuk menghancurkan infrastruktur militer Hizbullah yang dianggap sebagai ancaman langsung terhadap keamanan nasional mereka.
Kedua, situasi di Gaza juga memainkan peran penting dalam eskalasi ini. Ketika konflik antara Israel dan Hamas di Gaza meningkat, Hizbullah menyatakan dukungannya terhadap Hamas dan mulai melancarkan serangan roket ke wilayah Israel. Israel merespons dengan serangan udara yang intensif ke sasaran-sasaran Hizbullah di Lebanon. Ini menciptakan lingkaran kekerasan yang sulit dihentikan.
Ketiga, dinamika politik regional juga berkontribusi pada konflik ini. Iran, sebagai pendukung utama Hizbullah, memiliki kepentingan strategis di Lebanon dan sering kali menggunakan Hizbullah sebagai proxy untuk melawan Israel. Di sisi lain, Israel berusaha untuk membatasi pengaruh Iran di kawasan tersebut dengan cara apapun yang diperlukan, termasuk serangan militer.
Keempat, sejarah panjang permusuhan antara kedua negara ini tidak bisa diabaikan. Sejak invasi Israel ke Lebanon pada tahun 1982, hubungan antara kedua negara selalu tegang. Perang pada tahun 2006 adalah salah satu contoh paling signifikan dari konflik ini, yang menyebabkan kerusakan besar dan korban jiwa yang banyak di kedua belah pihak.
Kelima, faktor domestik juga mempengaruhi keputusan Israel untuk menyerang Lebanon. Pemerintah Israel sering kali menghadapi tekanan politik internal untuk menunjukkan kekuatan dan ketegasan dalam menghadapi ancaman eksternal. Serangan terhadap Hizbullah dapat dilihat sebagai upaya untuk memperkuat posisi politik pemerintah di dalam negeri.
Secara keseluruhan, serangan Israel terhadap Lebanon adalah hasil dari kombinasi faktor-faktor militer, politik, dan sejarah yang kompleks. Konflik ini menunjukkan betapa rumitnya situasi di Timur Tengah, di mana berbagai kepentingan dan aliansi saling bertabrakan, menciptakan siklus kekerasan yang sulit dihentikan.