– Acara Silaturahmi Kebangsaan yang digelar di Istana Nelayan, Tangerang(6/1/25), menjadi momentum penting dalam merajut dan memperkuat kebhinekaan.

Dalam pertemuan yang dihadiri oleh para , tokoh agama, dan tokoh masyarakat, Prof. KH dan membahas upaya pemberdayaan terlantar untuk kemaslahatan umat.

Pada waktu yang sama bersam awak media Prof.KH memberikan ungkapan nya, Optimalisasi Mangrove untuk Lingkungan dan Kesejahteraan, Prof. KH Said Aqil Siradj mengungkapkan lagi bahwa mangrove seluas 91 hektar yang rusak direncanakan untuk direhabilitasi hingga mencapai 515 hektar.

“Lingkungan hidup adalah amanah, dan kita wajib menjaga kelestariannya. Rehabilitasi ini tidak hanya menahan abrasi, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru,” ujar KH Said.

Saat ini Proyek strategis (PSN) ini juga dirancang untuk menciptakan destinasi berbasis lingkungan. Fasilitas yang direncanakan meliputi taman rekreasi, , , hingga sirkuit Formula 1.

“Ini bukan untuk perumahan komersial, tetapi untuk kemaslahatan umat,” tegas KH Said, merespons isu yang sering dipelintir.

Dalam hal itu dalam sambutannya menekankan pentingnya kebersamaan di tengah perbedaan. “Indonesia adalah rumah besar kita. Jangan biarkan kebhinekaan menjadi alasan perpecahan, tetapi jadikan kekuatan untuk bersatu,” ungkapnya.

Dan , juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mendukung proyek ini sebagai bentuk kontribusi nyata bagi bangsa. “Kita tidak hanya berbicara tentang lingkungan, tetapi juga masa depan anak cucu kita,” tambah .

Dalam acara ini juga dihadiri oleh berbagai tokoh penting, di antaranya: KH. Bazari Syam, Ketua Provinsi Banten, KH. Bunyamin Hafidz, Ketua DMI Banten, Prof. Dr. KH. Wawan Wahyudin, Rektor Sultan Maulana Hasanuddin Banten, KH. Matin Syarkowi, Majelis Pesantren Salafiah (MPS), KH. Abdul Mu’thi, sesepuh Kota Tangerang.

Pada silaturahmi ini menghasilkan komitmen bersama untuk mendukung rehabilitasi mangrove dan proyek strategis lainnya.

“Proyek ini bukan hanya tentang lingkungan, tetaProf. KH Said Aqil Siradj dan Tokoh Banten Bahas Kebhinekaan dan Pemberdayaan Terlantar dalam Silaturahmi Kebangsaan

– Acara Silaturahmi Kebangsaan yang digelar di Istana Nelayan, Tangerang(6/1/25), menjadi momentum penting dalam merajut dan memperkuat kebhinekaan.

Dalam pertemuan yang dihadiri oleh para , tokoh agama, dan tokoh masyarakat, Prof. KH Said Aqil Siradj dan membahas upaya pemberdayaan terlantar untuk kemaslahatan umat.

Pada waktu yang sama bersam awak media Prof.KH Said Aqil Siradj memberikan ungkapan nya, Optimalisasi Mangrove untuk Lingkungan dan Kesejahteraan, Prof. KH Said Aqil Siradj mengungkapkan lagi bahwa mangrove seluas 91 hektar yang rusak direncanakan untuk direhabilitasi hingga mencapai 515 hektar.

“Lingkungan hidup adalah amanah, dan kita wajib menjaga kelestariannya. Rehabilitasi ini tidak hanya menahan abrasi, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru,” ujar KH Said.

Saat ini Proyek strategis (PSN) ini juga dirancang untuk menciptakan destinasi berbasis lingkungan. Fasilitas yang direncanakan meliputi taman rekreasi, , , hingga sirkuit Formula 1.

“Ini bukan untuk perumahan komersial, tetapi untuk kemaslahatan umat,” tegas KH Said, merespons isu yang sering dipelintir.

Dalam hal itu dalam sambutannya menekankan pentingnya kebersamaan di tengah perbedaan. “Indonesia adalah rumah besar kita. Jangan biarkan kebhinekaan menjadi alasan perpecahan, tetapi jadikan kekuatan untuk bersatu,” ungkapnya.

Dan , juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mendukung proyek ini sebagai bentuk kontribusi nyata bagi bangsa. “Kita tidak hanya berbicara tentang lingkungan, tetapi juga masa depan anak cucu kita,” tambah .

Dalam acara ini juga dihadiri oleh berbagai tokoh penting, di antaranya: KH. Bazari Syam, Ketua Provinsi Banten, KH. Bunyamin Hafidz, Ketua DMI Banten, Prof. Dr. KH. Wawan Wahyudin, Rektor Sultan Maulana Hasanuddin Banten, KH. Matin Syarkowi, Majelis Pesantren Salafiah (MPS), KH. Abdul Mu’thi, sesepuh Kota Tangerang.

Pada silaturahmi ini menghasilkan komitmen bersama untuk mendukung rehabilitasi mangrove dan proyek strategis lainnya.

“Proyek ini bukan hanya tentang lingkungan, tetapi juga tentang kebhinekaan, , dan kemajuan bangsa,” tutup Prof. KH Said Aqil Siradj.

Dalam akhir acara seluruh Tokoh Banten memberikan semangat kepada umat ,bahwa dengan semangat yang terpancar dari para tokoh yang hadir,
diharapkan langkah ini dapat menjadi bagi daerah lain untuk mengelola potensi lingkungan demi kemaslahatan umat.
pi juga tentang kebhinekaan, , dan kemajuan bangsa,” tutup Prof. KH Said Aqil Siradj.

Dalam akhir acara seluruh Tokoh Banten memberikan semangat kepada umat ,bahwa dengan semangat yang terpancar dari para tokoh yang hadir, diharapkan langkah ini dapat menjadi bagi daerah lain untuk mengelola potensi lingkungan demi kemaslahatan umat.