— Menteri () merekomendasikan 11 strategi mediasi bagi Badan Penasihatan, Pembinaan, dan Pelestarian Perkawinan (BP4) guna menekan angka di . Hal ini disampaikannya saat membuka Rapat Nasional (Rakernas) BP4 tahun di Jakarta, Selasa (22/4/).

Dalam Rakernas bertema “Dengan Menuju Bahagia”, Nasaruddin menegaskan pentingnya peran mediasi dalam menjaga ketahanan . Ia menilai BP4 merupakan lembaga yang paling tepat untuk merespons sekaligus mencegah tingginya angka di masyarakat.

“Kita perlu lebih fokus pada mediasi. Bahkan, jika perlu, kita usulkan baru tentang ketahanan tangga,” ujar Nasaruddin.

juga mengusulkan revisi terhadap Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, dengan penambahan satu bab khusus mengenai pelestarian perkawinan. Ia menekankan, sangat besar, khususnya terhadap dan anak.

itu secara sosiologis menciptakan orang miskin baru. Korban pertama istri, kedua anak. Karena itu, mediasi menjadi langkah penting dan strategis,” tuturnya.

Adapun 11 strategi mediasi yang direkomendasikan antara lain:

1. Memperluas peran mediasi kepada pra-nikah dan usia matang yang belum menikah.


2. Proaktif mendorong muda untuk menikah.


3. Berperan sebagai makcomblang atau perantara jodoh.


4. Melakukan mediasi pascaperceraian untuk mencegah anak terlantar.


5. Menjadi mediator dalam konflik antara menantu dan mertua.


6. Bekerja sama dengan peradilan agar tidak mudah memutus perkara cerai.


7. Memediasi nikah siri untuk melakukan isbat nikah.


8. Menjadi penengah dalam persoalan yang menghambat di KUA.


9. Melakukan mediasi terhadap individu yang berpotensi selingkuh.


10. Menginisiasi nikah massal agar masyarakat tak terbebani biaya.


11. Berkoordinasi dengan lembaga pemerintah dalam dan anak.



Selain itu, mendorong agar BP4 dilibatkan secara resmi dalam proses peradilan melalui keputusan Mahkamah Agung, yang mewajibkan pertimbangan BP4 sebelum menjatuhkan keputusan cerai.

“Organisasi BP4 perlu diperkuat hingga tingkat . Kami juga telah melobi Kementerian Dalam Negeri agar pemerintah bisa mengalokasikan anggaran pembinaan BP4 secara maksimal,” jelas Nasaruddin.

Senada dengan itu, Dirjen Bimbingan Masyarakat (Bimas ) , Abu Rokhmad, menilai Rakernas BP4 sebagai momentum strategis untuk memperkuat komitmen dan merumuskan langkah-langkah konkret meningkatkan kualitas BP4 di seluruh .

“Kami menyadari tantangan dalam pembinaan dan pelestarian perkawinan di era sekarang semakin kompleks. Tingginya angka , rendahnya literasi perkawinan, hingga tantangan digital terhadap ketahanan menjadi nyata yang harus dihadapi bersama,” ujar Abu.

Ia pun menyatakan kesiapan Ditjen Bimas untuk terus mendukung strategis dan penguatan BP4 ke depan.

“BP4 adalah mitra strategis Direktorat Jenderal Bimas ,” tegasnya.