JakartaInsideCom – Ukuran langkah piston atau stroke memiliki peran penting dalam menentukan karakteristik mesin kendaraan. Mesin dengan stroke pendek umumnya memiliki tenaga lebih besar, sedangkan stroke panjang lebih unggul dalam menghasilkan torsi. Perbedaan ini menjelaskan mengapa Ferrari Enzo dengan kapasitas mesin lebih kecil mampu menghasilkan tenaga lebih besar dibandingkan Hino Ranger 500 yang berkapasitas lebih besar.
Stroke mengacu pada jarak tempuh piston dari titik tertinggi (TMA) ke titik terendah (TMB). Faktor ini, bersama dengan diameter bore, menentukan kapasitas mesin menggunakan rumus volume silinder. Berdasarkan rasio bore dan stroke, mesin dapat dikategorikan menjadi:
- Overstroke – Memiliki stroke lebih panjang dari bore, memberikan torsi kuat pada putaran rendah hingga menengah, cocok untuk kendaraan harian dan niaga (contoh: Toyota Avanza, Honda Brio, Yamaha Vixion).
- Square – Bore dan stroke hampir seimbang, menghasilkan tenaga yang stabil di berbagai putaran mesin, cocok untuk penggunaan sehari-hari (contoh: Toyota Kijang Innova, Honda Tiger).
- Overbore – Bore lebih besar dari stroke, dirancang untuk performa tinggi dengan tenaga optimal di putaran atas, digunakan pada kendaraan sport (contoh: Ferrari F50, Suzuki Satria FU, Kawasaki Ninja 250R).
Keunggulan mesin dengan stroke pendek juga memungkinkan peningkatan jumlah silinder dalam kapasitas mesin yang sama, meningkatkan tenaga secara signifikan. Hal ini menjelaskan mengapa Ducati dengan mesin 1200cc 2 silinder perlu kapasitas lebih besar untuk bersaing dengan superbike 1000cc 4 silinder dalam hal tenaga yang dihasilkan.
Baca artikel ini, agar lebih memahami tentang apa itu stroke (langkah piston) pada mesin piston.