JakartaInsideCom – Menteri Fadli Zon menegaskan bahwa peringatan Hari Musik Nasional 2025 yang jatuh pada 9 Maret menjadi momentum penting untuk menelusuri perjalanan lagu kebangsaan Indonesia Raya dari masa ke masa.
Dalam acara tersebut, pemerintah merilis berbagai versi Indonesia Raya, mulai dari versi pertama tahun 1928, aransemen di era pendudukan Jepang, hingga versi yang telah diaransemen ulang oleh George Ritzer.
“Kita merilis lagu–lagu Indonesia Raya dari versi yang pertama tahun 1928, kemudian di zaman masa Jepang, lalu yang telah diaransemen ulang oleh George Ritzer. Juga beberapa lagu dari tahun 70-an, 80-an, dan 90-an dalam rangka melihat transformasi Indonesia Raya hingga menjadi seperti yang kita kenal sekarang,” ujar Fadli Zon dalam sambutannya.
Menurutnya, peringatan Hari Musik Nasional tahun ini bukan sekadar seremonial, tetapi juga ajang silaturahmi antara pemerintah dan para musisi. “Kita sengaja mengadakan peringatan ini untuk berdiskusi dengan para musisi, mendengar masukan dari para tokoh musik yang hadir,” tambahnya.
Dalam kesempatan ini, turut dipamerkan artefak bersejarah berupa rekaman piringan hitam Indonesia Raya versi pertama tahun 1928 yang diterbitkan oleh Yogi Orkes Populer.
Meski sudah berusia hampir 100 tahun dan dalam kondisi analog yang tidak sempurna, rekaman tersebut masih bisa didengarkan, baik dalam versi instrumentalia keroncong maupun yang dinyanyikan langsung oleh WR Supratman.
“Kami sangat senang karena keluarga besar WR Supratman juga hadir dalam kesempatan ini. Kami akan berusaha menyebarluaskan rekaman ini, termasuk ke sekolah–sekolah dalam bentuk digital.
Iringannya sendiri tidak terbatas hanya 1.000 kopi, tetapi bisa kita distribusikan lebih luas, termasuk ke perpustakaan,” jelas Fadli Zon.
Dengan upaya ini, pemerintah berharap masyarakat, terutama generasi muda, dapat lebih mengenal sejarah dan perjalanan lagu kebangsaan Indonesia Raya, yang menjadi simbol perjuangan dan kebanggaan bangsa Indonesia.
Menteri Fadli Zon: Hari Musik Nasional 2025 Jadi Momen Perjalanan Indonesia Raya dari 1928 hingga Kini
