Personal Branding Anies Baswedan
Oleh: Yons Achmad
Penulis | Pembicara | Pencerita
(Storyteller. CEO Brandstory.ID)
Di dalam dunia politik, personal branding sering dimaknai sebagai sebuah strategi yang dapat digunakan oleh seorang kandidat untuk membentuk ingatan yang kuat dibenak pemilih. Hal ini yang kemudian membedakan dirinya dari pesaingnya. Hasilnya, bisa mendorong pemilih untuk percaya pada visi dan kepemimpin sang kandidat untuk kemudian memilihnya.
Dalam praktiknya, personal branding membutuhkan sarana untuk menampilkan ide, gagasan, aktivitas, atau keahlian seseorang. Dalam hal ini, ranah digital memudahkan sang kandidat untuk menampilkan citra diri mereka. Bagaimana strategi yang dimainkan di ranah digital mendukung salah satu fungsi personal branding yaitu untuk menciptakan persepsi yang menarik dan menonjol yang dapat membedakan seseorang dari orang lain.
Salah satu kandidat dan tokoh yang menarik perhatian, salah satunya adalah Anies Baswedan. Saya akan coba menelisik bagaimana performa personal banding Anies Baswedan. Harapannya, kita akan punya informasi yang cukup, apakah Anies Baswedan memang sosok yang menjanjikan sebagai pemimpin atau hanya sekadar sosok yang kosong berbalut pencitraan. Kita coba lihat bersama.
Saya akan coba meminjam konsep dari Montoya lewat bukunya yang berjudul “The Brand Called You” terbitan McGraw Hill. Di mana, dalam personal branding, terdapat beberapa elemen utama. Diantaranya:
Pertama, personality value. Maksud dari personality values disini adalah nilai-nilai kepribadian yang dimiliki seseorang. Seseorang dapat membentuk sebuah personal branding melalui polesan (strategi) dan metode komunikasi yang baik, dirancang untuk menyampaikan dua hal penting kepada khalayak, yaitu siapa dirinya sebagai seorang pribadi dan spesialisasi (keahlian) yang dimilikinya.
Membaca sosok Anies Baswedan, kita akan dapatkan sebuah kepribadian yang ramah, santun dan penuh senyum. Sosok ini dikenal dengan ide, gagasan dan wacananya. Ia selalu menekankan pentingnya sebuah “Narasi Perubahan” bukan hanya “kerja, kerja, kerja” tanpa konsep yang matang. Komunikasi verbal tokoh ini juga dinilai runut, sistematis dengan gaya bicara yang tertata baik. Penampilan fisik, ia yang sering kenakan peci hitam, bisa menyimbolkan sosok seorang nasionalis dan berdimensi kebangsaan.
Kedua, Promise. Pada dasarnya, personal branding merupakan sebuah janji, sebuah tanggung jawab untuk memenuhi harapan yang timbul di masyarakat yang merupakan akibat dari personal branding itu sendiri. Satu hal yang menonjol dari “Janji-Janji Politik” Anies Baswedan adalah kesetaraan dan keadilan. Di mana, setiap orang berharap mendapatkan dan memperoleh semuanya itu. Hasilnya, ada kesejahteraan yang diwujudkan dalam beragam kebijakan. Ia juga kerap ber “janji” untuk membereskan ketimpangan dan kemiskinan. Semua itu lumayan terbukti ketika menjabat Gubernur DKI beberapa waktu lalu.
Ketiga, Relationship. Personal branding yang efektif dapat membuat suatu hubungan yang baik dengan klien/khalayak. Semakin banyak atribut-atribut yang dapat diterima oleh klien dan semakin tinggi tingkat kontribusi seseorang, maka hal tersebut menunjukkan semakin baiknya tingkat relasi yang ada pada personal branding tersebut. Hal ini juga terkait dengan citra baik yang bisa diterima oleh publk. Anies Baswedan memang bukan orang partai. Akan tetapi, ia diterima hampir oleh semua partai. Komunikasi politik yang dijalankan juga diterima baik dikalangan masyarakat tradisional, perkotaan, kalangan intelektual bahkan dikalangan muslim konservatif, moderat bahkan liberal sekalipun, Anies Baswedan cukup diterima. Singkat cerita, tokoh ini begitu luwes masuk ke beragam kalangan.
Dikalangan orang politik, Anies Baswedan dikenal sebagai politisi empat musim (four seasons). Konon, ia tidak “masuk angin” dan “demam” ketika musim dingin (winter) tiba. Artinya, dia bisa bertahan dalam konstelasi dan dinamika politik apapun. Itu sebabnya ia bisa meliak-liuk ke sana kemari. Mulai dari dukungan Demokrat, Gerindra sampai PKS.
Nah, apakah kali ini, diperhelatan Pilkada Jakarta 2024, dia juga bisa masuk dan didukung oleh misalnya PDI Perjuangan? Kita tunggu. Satu hal yang pasti, modal personal branding Anies Baswedan yang dilakoninya, masih cukup meyakinkan untuk memegang tampuk kepemimpinan ke depan. Pada level lokal, nasional bahkan international.