jakartainside.com – Plt Pertanian  mengungkapkan setumpuk tugas dari  () kepadanya yang dimaksud digunakan menggantikan ().

“Ada banyak. Segini (menunjukkan gesture mengangkat tangan tinggi mendekati atas ). kan sudah. Jadi, (impor) 2 jt ton November () paling lambat. Kemudian penambahan 1,5 jt ton, berapa pun yang dimaksud mampu masuk untuk mem-backup tambahan baik,” katanya dalam Gedung A , Selatan, Senin (9/10).

“Kemudian berikutnya lagi persiapan musim tanam 1. Jadi, nomor satu pupuk, sekarang saya lagi detailkan pupuk. Ada 26 ribu titik outlet tambahan lanjut punya Pupuk Holding Company (PIHC) akan saya kontrol, semuanya harus ada pupuk, baik komersial maupun subsidi,” sambung Arief.

Namun, Arief menyebut agak sulit tambahan impor 1,5 jt ton tiba dalam ini. Meski begitu, ia mengatakan sudah berkoordinasi dengan stakeholder terkait untuk mempercepat prosesnya.

Di lain sisi, ia mengklaim selama ini ada kendala di area area bongkar muat yang dimaksud membutuhkan agak lama. Oleh oleh sebab itu itu, Arief memohon Pelindo kemudian Bulog turun tangan untuk membenahinya.

“Kalau khusus kayak port () bayangin 270 ribu ton satu shipment bongkarnya 6 hari. Saya sudah minta tolong Direktur Utama Bulog (Budi Waseso) kemudian saya telpon Direktur Utama Pelindo (Arif Suhartono) untuk siapkan ekstra bongkar kapal secepatnya, unload kapal. Itu secepatnya menggunakan 8 port yang mana ada dalam , atas bawah sampai timur,” jelasnya.

Ini adalah kali pertama Arief memimpin rapat pimpinan (rapim) dalam usai ditunjuk menggantikan pada Kamis (5/10) lalu.

Dijadwalkan tiba pada pukul 11.00 WIB di dalam dalam Gedung A , Arief baru sampai sekitar pukul 11.57 WIB.

Ia telat lantaran ada jadwal lain terlebih dahulu. Arief tiba menggunakan Alphard berpelat RI 37.

“Ini semua eselon 1, 2, ada dirjen pun semua. Saya lagi minta quick win dalam 3 . Jadi, dalam 2 hari terakhir ini saya minta beliau-beliau semua mempersiapkan. Saya mau kawal eksekusinya detail satu per satu,” rinci Arief perihal isi rapim hari ini.

Sumber CNN

by Jakarta Inside