Jahja Setiaatmadja lahir di Jakarta pada 14 September 1955. Ia berasal dari keluarga sederhana, di mana ayahnya bekerja sebagai pegawai Bank Indonesia.
Sejak kecil, Jahja memiliki tujuan dan semangat kuat dalam berkarier.
Ia berhasil lulus dari Universitas Indonesia, dan kariernya di dunia perbankan dimulai setelah bekerja sebagai akuntan di Price Waterhouse (PwC) saat masih kuliah.
Selain bekerja sebagai akuntan, Jahja juga membuka usaha rental kaset video keliling untuk mencukupi kebutuhan hidup.
Di sinilah ia bertemu dengan Rudy Capelle, Direktur PT Kalbe Farma, yang menginformasikan bahwa perusahaan tersebut sedang mencari karyawan.
Jahja memanfaatkan kesempatan ini dan melamar pekerjaan, yang akhirnya membawanya menuju kesuksesan.
Kariernya di Kalbe berkembang pesat, dan ia mencapai posisi Direktur Keuangan pada usia 33 tahun.
Setelah itu, Jahja melanjutkan perjalanan kariernya di industri perbankan dengan bergabung di Bank Central Asia (BCA) pada tahun 1990, dimulai dari posisi Wakil Kepala Divisi.
Pada tahun 2005, setelah BCA diambil alih oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), Jahja diangkat menjadi Direktur.
Enam tahun kemudian, pada 2011, ia diangkat menjadi Presiden Direktur BCA, posisi yang ia pegang hingga kini.
Pada tahun 2025, Jahja dicalonkan menjadi Presiden Komisaris BCA, dengan keputusan yang akan diputuskan pada RUPS Tahunan pada 12 Maret 2025.
Posisi Presiden Direktur BCA nantinya akan digantikan oleh Hendra Lembong, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur.
Kekayaan Jahja Setiaatmadja
Menurut laporan Kontan pada 2023, Jahja Setiaatmadja adalah bankir terkaya kedua di Indonesia dengan total kekayaan mencapai Rp 294,5 miliar yang berasal dari saham BBCA.